Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saatnya Timnas Indonesia Akhiri Kutukan 37 Tahun, Menang di Hadapan Publik China

13 Oktober 2024   09:00 Diperbarui: 13 Oktober 2024   09:14 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Justin Hubner (kiri) dan Rafael Struick (kanan) dua pemain naturalisasi (Bola.Sport)

China masih kesulitan bersaing dengan tim-tim elite Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Meskipun mereka tetap menjadi lawan yang tangguh, terutama di kandang, kelemahan ini dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk meraih hasil yang positif.

Justin Hubner (kiri) dan Rafael Struick (kanan) dua pemain naturalisasi (Bola.Sport)
Justin Hubner (kiri) dan Rafael Struick (kanan) dua pemain naturalisasi (Bola.Sport)

Perubahan di Kubu Indonesia: Naturalised Players Jadi Kunci

Salah satu faktor terbesar yang membuat Indonesia lebih kompetitif di level Asia dalam beberapa tahun terakhir adalah kehadiran pemain-pemain naturalisasi yang tampil di klub-klub elit Eropa. Kebijakan ini membuat Timnas Indonesia semakin diperhitungkan dalam menghadapi tim-tim besar di Asia. Pemain seperti Marc Klok, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama, dengan pengalaman bermain di liga-liga Eropa, mampu meningkatkan kualitas permainan Indonesia, baik dari segi teknik maupun strategi.

Selain itu, pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, telah membawa perubahan besar dalam cara bermain Timnas Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Timnas Indonesia tampil lebih solid dan disiplin, terutama dalam bertahan. Kemampuan bertahan Indonesia terbukti saat berhasil menahan imbang tim-tim besar seperti Australia, Arab Saudi, dan Bahrain dalam tiga laga perdana Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Kunci Kemenangan: Taktik dan Disiplin Bertahan

Untuk memenangkan pertandingan ini, Shin Tae-yong perlu memanfaatkan kedisiplinan tim dalam bertahan dan kecepatan dalam serangan balik. Bermain di kandang lawan seperti China bukanlah hal yang mudah, namun dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa memanfaatkan kelemahan lini pertahanan China yang terkadang kurang konsisten, terutama saat menghadapi tim yang mengandalkan serangan cepat.

Kecepatan pemain-pemain sayap Indonesia seperti Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman bisa menjadi senjata ampuh dalam membongkar pertahanan China. Selain itu, peran pemain tengah seperti Marc Klok akan sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara bertahan dan menyerang. Menguasai lini tengah akan menjadi kunci agar Indonesia bisa mengendalikan jalannya pertandingan.

Faktor lain yang penting adalah kondisi fisik pemain. Dalam persiapan laga ini, Shin Tae-yong sudah membagi sesi latihan dalam dua kelompok, salah satu fokus utamanya adalah pemulihan fisik pemain setelah melalui jadwal pertandingan yang padat. Dengan kondisi fisik yang prima, Indonesia bisa lebih efektif dalam menerapkan strategi pressing dan serangan balik yang menjadi kekuatan utama mereka di bawah komando Shin Tae-yong.

Shin Tae-yong Pelatih Timnas Indonesia (AFC/PSSI)
Shin Tae-yong Pelatih Timnas Indonesia (AFC/PSSI)

Mentalitas dan Motivasi untuk Mengakhiri Kutukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun