Malam tiba dengan lembut merayap,
Hening menyapa, jiwa terlelap,
Bintang-bintang berkilauan di langit hitam,
Menyulam mimpi dalam sunyi yang diam.
Di balik senyap, angin bercerita,
Tentang rahasia yang tiada kata,
Bayang-bayang memeluk waktu,
Seperti kenangan yang tak pernah berlalu.
Lenteraku berkedip dalam malam pekat,
Menghangatkan hati yang mulai berkarat,
Dingin tak lagi membuat beku,
Sebab rinduku pada pagi, menunggu.
Ada bisikan dari ujung cakrawala,
Menyapa hati yang tak kenal lelah,
Malam adalah sahabat sejati,
Bersama gelap, kita tak sendiri.
Rembulan tersenyum malu-malu,
Seperti cerita yang ingin kukisahkan padamu,
Namun kata-kata hilang ditelan waktu,
Menyisakan sunyi yang kian meragu.
Di bawah cahaya yang redup,
Rindu tumbuh seperti api yang hidup,
Menghangatkan kalbu dalam dekap sepi,
Malam ini kita menari dalam mimpi.
Dalam gulita, kutemukan terang,
Meski bukan sinar pagi yang gemilang,
Tapi cukuplah untuk menyusuri jalan,
Menapaki hari dengan perlahan.
Malam adalah lembaran kosong,
Tempat rahasia-rahasia dituliskan,
Tempat doa-doa terbang bebas,
Mencari ruang di antara bintang yang terang.
Jadi biarlah malam tetap hadir,
Membawa keheningan yang kita peluk erat,
Sebab di dalamnya ada ketenangan,
Dan rindu yang terus takkan padam.
Selamat malam, 05 Oktober 2024
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H