Mungkinkah Kekerasan di Sekolah Dihentikan? Program Preventif dan Peran Ekstrakurikuler dalam Menciptakan Lingkungan Aman (Ahmad Syaihu)
Kekerasan di sekolah adalah fenomena serius yang kembali mencuat dalam beberapa waktu terakhir. Banyak dari kita mungkin bertanya-tanya, "Bagaimana bisa kekerasan terjadi di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat pendidikan dan perlindungan bagi anak-anak?" Pertanyaan ini penting untuk dipikirkan karena sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi siapa saja, baik bagi siswa, guru, maupun staf lainnya. Apakah kekerasan di sekolah benar-benar bisa dihentikan, dan bagaimana cara kita bisa mencegahnya?
Mengapa Kekerasan Terjadi di Sekolah?
Kekerasan di sekolah tidak terjadi begitu saja tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang mempengaruhinya, mulai dari lingkungan keluarga, tekanan akademis, hingga dinamika sosial di antara siswa. Salah satu faktor yang paling umum adalah masalah emosi dan kontrol diri. Banyak siswa yang tidak dibekali dengan kemampuan mengelola emosi atau berkomunikasi dengan baik, sehingga kekerasan sering kali menjadi pelampiasan dari frustrasi atau konflik yang tak terselesaikan.
Selain itu, ada pengaruh media sosial dan digital yang sering kali memperburuk situasi. Cyberbullying, misalnya, menjadi salah satu bentuk kekerasan yang terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Tindakan ini sering kali dilakukan secara anonim, sehingga para pelaku merasa aman dan bebas dari tanggung jawab atas perbuatannya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memang memiliki tugas untuk mengembangkan akademik siswa, tetapi pendidikan moral dan sosial juga perlu diperkuat. Jika tidak, ketimpangan dalam pendidikan karakter akan terus menjadi salah satu penyebab utama munculnya kasus kekerasan di lingkungan sekolah.
Bisakah Sekolah Menjadi Tempat yang Aman?
Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar dan berkembang. Namun, untuk mencapai hal ini, semua pihak harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung. Guru, staf, orang tua, dan siswa sendiri perlu saling berperan dalam membangun suasana sekolah yang positif.