Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sholawat Kepada Nabi Bentuk Kerinduan dan Kecintaan Kepada Beliau dan Keluarganya

14 September 2024   17:07 Diperbarui: 14 September 2024   17:09 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengajian Umum dan Sholawatan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (dokpri)

Meresapi Kerinduan Nabi Muhammad SAW dan Cinta Beliau yang Mendalam bagi Umatnya: Refleksi Penuh Makna (Ahmad Syaihu)

Kerinduan Nabi Muhammad SAW terhadap umatnya merupakan sebuah topik yang sarat akan makna dan cinta. Sebagai sosok yang mulia dan penuh kasih, beliau merindukan umatnya bahkan sebelum kita hadir di dunia ini. Kisah kerinduan beliau terhadap umatnya ini seakan mengingatkan kita akan hubungan yang erat dan ikatan batin yang tidak terputus antara Nabi Muhammad SAW dengan kita, umatnya. Tapi, pertanyaan yang sering muncul di benak kita adalah: Apakah kita termasuk golongan umat yang dirindukan oleh beliau? Dan apakah kita, dalam kehidupan sehari-hari, merasakan kerinduan yang sama kepada beliau?

Kerinduan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya tidak sebatas pada kelompok tertentu atau pada generasi yang hidup di zaman beliau. Bahkan, beliau menyebut umatnya yang datang setelah beliau wafat sebagai "ikhwan," atau saudara-saudara yang dirindukan. Hal ini tercermin dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Aku sangat rindu bertemu dengan saudara-saudaraku." 

Para sahabat yang mendengar sabda tersebut terkejut dan bertanya, "Bukankah kami ini saudara-saudaramu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Bukan, kalian adalah sahabatku. Saudara-saudaraku adalah mereka yang datang setelahku, mereka yang beriman kepadaku meski tidak pernah melihatku."

Sholawat adalah kerinduan kepada Rasulullah SAW 

Hadits tersebut memberikan kita gambaran jelas tentang betapa besarnya kecintaan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya, terutama kepada mereka yang tidak pernah bertemu langsung dengan beliau, namun tetap beriman kepadanya. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah: Apakah kita sudah termasuk dalam kategori umat yang dirindukan oleh beliau? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu merenungkan bagaimana kita menjalani kehidupan sehari-hari sebagai umat Nabi Muhammad SAW.

Merindukan Nabi Muhammad SAW tidak hanya berarti menyebut namanya atau merayakan hari kelahirannya. Lebih dari itu, merindukan beliau harus diwujudkan dalam tindakan nyata, dengan mengikuti ajaran-ajaran dan sunnah-sunnah beliau. Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang luar biasa dalam segala aspek kehidupan, mulai dari cara beliau bersikap sebagai pemimpin, kepala keluarga, hingga sebagai individu yang penuh kasih dan pengampunan. Mengikuti jejak beliau dan menjalankan sunnahnya adalah salah satu cara kita menunjukkan rasa cinta dan kerinduan kita kepada beliau.

Selain itu, kerinduan kita kepada Nabi Muhammad SAW juga dapat kita ekspresikan melalui sholawat. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56). Sholawat bukan hanya ungkapan cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Setiap kali kita melantunkan sholawat, kita berharap untuk mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti.

Pengajian Umum dan Sholawatan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (dokpri)
Pengajian Umum dan Sholawatan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (dokpri)

Rutin mengadakan Peringatan Maulid Nabi sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun