Apalagi, kondisi ekonomi global yang tidak stabil, ditambah dengan dampak dari pandemi, membuat banyak perusahaan otomotif di Indonesia mungkin harus melakukan langkah-langkah penghematan, termasuk merumahkan atau memberhentikan karyawannya.
Industri otomotif Indonesia sendiri telah menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan dalam beberapa tahun terakhir. Ketergantungan pada impor komponen dari luar negeri, terutama dari negara-negara Eropa seperti Jerman, membuat banyak produsen di Indonesia rentan terhadap perubahan yang terjadi di pasar global.Â
Oleh karena itu, jika krisis VW terus berlanjut, bukan tidak mungkin industri otomotif Indonesia akan terpengaruh lebih lanjut, yang pada akhirnya dapat memperburuk situasi tenaga kerja di sektor ini.
Langkah penyelamatan
Langkah VW yang drastis ini bisa menjadi awal dari perubahan besar di industri otomotif global. Tidak hanya mengancam ribuan pekerjaan di Jerman, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian di pasar-pasar lainnya, termasuk di Indonesia.Â
Oleh karena itu, langkah antisipatif perlu segera diambil oleh pemerintah dan pelaku industri otomotif Indonesia untuk menghadapi kemungkinan PHK dan dampak lain yang mungkin terjadi akibat krisis yang melanda VW.
Wasana Kata
Volkswagen, dengan sejarah panjangnya dalam industri otomotif, menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam sejarah perusahaannya. Keputusan yang diambil dalam beberapa bulan ke depan tidak hanya akan menentukan nasib ribuan pekerja di Jerman, tetapi juga akan berdampak pada industri otomotif global, termasuk di Indonesia. Ini adalah momen kritis bagi perusahaan, dan juga bagi industri otomotif dunia yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H