Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Siapakah yang akan Menjadi Emak Jawa Timur? Tiga Srikandi Berebut Tahta Grahadi

30 Agustus 2024   20:22 Diperbarui: 30 Agustus 2024   20:25 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khofifah, Tri Rismaharini dan Luluk Hamidah (Teras.Jatim)

Pertarungan Tiga Srikandi di Pilkada Jawa Timur: Khofifah, Risma, dan Luluk Rebut Hati Rakyat (Ahmad Syaihu)

Pilkada Jawa Timur 2024 akan menjadi salah satu ajang politik paling menarik di Indonesia. Tiga figur perempuan kuat, masing-masing dengan rekam jejak dan dukungan yang signifikan, akan berhadapan langsung dalam kontestasi ini. Khofifah Indar Parawansa, yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), Tri Rismaharini (Risma) yang diusung oleh PDIP, dan Luluk Hamidah yang didukung oleh PKB, akan saling bertarung untuk merebut hati rakyat Jawa Timur.

Khofifah Indar Parawansa: Pengalaman dan Stabilitas

Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur saat ini, telah menunjukkan kepemimpinan yang solid selama dua periode. Dengan latar belakang sebagai Menteri Sosial, Khofifah memiliki pengalaman yang luas dalam pemerintahan dan pelayanan publik. Didukung oleh KIM, Khofifah menawarkan stabilitas dan keberlanjutan program pembangunan yang telah dia rintis, seperti pengembangan infrastruktur dan program-program kesejahteraan sosial.

Khofifah juga dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat, terutama dengan basis Muslimat NU, yang memberinya dukungan kuat di kalangan perempuan dan komunitas Nahdliyyin. Namun, tantangan bagi Khofifah adalah bagaimana mempertahankan relevansinya di tengah persaingan yang semakin ketat, terutama menghadapi lawan seperti Risma yang juga memiliki rekam jejak kuat di wilayah perkotaan.

Tri Rismaharini: Sosok Populer dengan Kinerja Terbukti

Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial, adalah tokoh yang tidak bisa diabaikan dalam Pilkada ini. Risma, yang diusung oleh PDIP, dikenal karena transformasi besar yang dia lakukan di Surabaya selama dua periode kepemimpinannya. Dia mengubah Surabaya dari kota yang semrawut menjadi salah satu kota terbersih dan paling maju di Indonesia.

Risma membawa popularitas yang besar, tidak hanya di Surabaya tetapi juga di seluruh Jawa Timur. Sosoknya yang tegas, pekerja keras, dan dekat dengan rakyat, membuatnya dicintai oleh banyak orang. Dengan dukungan PDIP, yang memiliki mesin politik yang kuat, Risma memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilkada ini. Namun, tantangan terbesar baginya adalah memperluas pengaruhnya di luar Surabaya dan menghadapi calon-calon yang memiliki basis dukungan kuat di daerah pedesaan dan komunitas Nahdliyyin.

Luluk Hamidah: Figur Religius dengan Pendekatan Inklusif

Luluk Hamidah, calon yang diusung oleh PKB, mewakili segmen pemilih yang sangat religius dan memiliki keterikatan kuat dengan nilai-nilai tradisional Jawa Timur. Sebagai seorang aktivis dan anggota legislatif yang telah lama terlibat dalam isu-isu sosial, Luluk membawa perspektif yang inklusif dan humanis ke dalam kampanye ini.

Luluk memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan Nahdliyyin, terutama di daerah pedesaan, di mana PKB memiliki akar yang dalam. Fokus kampanyenya pada pemberdayaan desa dan pengembangan sektor agraris diharapkan bisa menarik perhatian pemilih di wilayah pedesaan yang masih menjadi tulang punggung ekonomi Jawa Timur. Namun, dengan basis dukungan yang lebih kecil dibandingkan Khofifah dan Risma, Luluk perlu bekerja keras untuk memperluas daya tariknya dan membuktikan bahwa dia memiliki kemampuan untuk memimpin provinsi sebesar Jawa Timur.

Dinamika Kampanye dan Potensi Aliansi

Pertarungan antara Khofifah, Risma, dan Luluk mencerminkan kompleksitas politik di Jawa Timur. Khofifah, dengan dukungan KIM, memiliki keunggulan dalam hal pengalaman dan jaringan politik. Risma, dengan PDIP di belakangnya, membawa popularitas dan rekam jejak keberhasilan yang tidak bisa diabaikan. Sementara itu, Luluk menawarkan pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai religius dan pemberdayaan masyarakat.

Kampanye kali ini diperkirakan akan sangat dinamis, dengan fokus pada isu-isu lokal seperti pengembangan infrastruktur, kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Setiap calon harus mampu menyampaikan visinya dengan cara yang menarik dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat Jawa Timur.

Selain itu, peran tokoh-tokoh nasional dan kemungkinan terbentuknya aliansi antar partai juga akan sangat mempengaruhi jalannya kampanye. Khofifah mungkin akan mengandalkan dukungan dari jaringan nasional Koalisi Indonesia Maju, sementara Risma akan mendapatkan dorongan dari kepemimpinan nasional PDIP dan simpatisan partai. Luluk, meskipun dengan dukungan partai yang lebih kecil, bisa mendapatkan momentum dari dukungan kultural dan religius di daerah-daerah strategis.

Wasana Kata

Persaingan yang Ketat dan Taruhan Besar

Pilkada Jawa Timur 2024 adalah pertarungan yang sangat penting, tidak hanya bagi provinsi ini tetapi juga bagi peta politik nasional. Khofifah, Risma, dan Luluk masing-masing membawa kekuatan dan tantangan yang berbeda, dan ketiganya memiliki peluang yang signifikan untuk memenangkan hati rakyat Jawa Timur.

Pertarungan ini akan menjadi cerminan dari dinamika politik yang lebih luas di Indonesia, di mana isu-isu lokal, pengaruh partai nasional, dan figur-figur perempuan kuat semakin menjadi pusat perhatian. Rakyat Jawa Timur akan memegang kunci penentu dalam memilih pemimpin yang paling mampu membawa provinsi ini menuju masa depan yang lebih baik dan sejahtera. Pilkada ini bukan hanya tentang memilih gubernur, tetapi juga tentang memilih arah baru untuk Jawa Timur dan menciptakan sejarah dalam kepemimpinan perempuan di Indonesia

Salam demokrasi. 30 Agustus 2024

Ahmad Syaihu untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun