Luluk memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan Nahdliyyin, terutama di daerah pedesaan, di mana PKB memiliki akar yang dalam. Fokus kampanyenya pada pemberdayaan desa dan pengembangan sektor agraris diharapkan bisa menarik perhatian pemilih di wilayah pedesaan yang masih menjadi tulang punggung ekonomi Jawa Timur. Namun, dengan basis dukungan yang lebih kecil dibandingkan Khofifah dan Risma, Luluk perlu bekerja keras untuk memperluas daya tariknya dan membuktikan bahwa dia memiliki kemampuan untuk memimpin provinsi sebesar Jawa Timur.
Dinamika Kampanye dan Potensi Aliansi
Pertarungan antara Khofifah, Risma, dan Luluk mencerminkan kompleksitas politik di Jawa Timur. Khofifah, dengan dukungan KIM, memiliki keunggulan dalam hal pengalaman dan jaringan politik. Risma, dengan PDIP di belakangnya, membawa popularitas dan rekam jejak keberhasilan yang tidak bisa diabaikan. Sementara itu, Luluk menawarkan pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai religius dan pemberdayaan masyarakat.
Kampanye kali ini diperkirakan akan sangat dinamis, dengan fokus pada isu-isu lokal seperti pengembangan infrastruktur, kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Setiap calon harus mampu menyampaikan visinya dengan cara yang menarik dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat Jawa Timur.
Selain itu, peran tokoh-tokoh nasional dan kemungkinan terbentuknya aliansi antar partai juga akan sangat mempengaruhi jalannya kampanye. Khofifah mungkin akan mengandalkan dukungan dari jaringan nasional Koalisi Indonesia Maju, sementara Risma akan mendapatkan dorongan dari kepemimpinan nasional PDIP dan simpatisan partai. Luluk, meskipun dengan dukungan partai yang lebih kecil, bisa mendapatkan momentum dari dukungan kultural dan religius di daerah-daerah strategis.
Wasana Kata
Persaingan yang Ketat dan Taruhan Besar
Pilkada Jawa Timur 2024 adalah pertarungan yang sangat penting, tidak hanya bagi provinsi ini tetapi juga bagi peta politik nasional. Khofifah, Risma, dan Luluk masing-masing membawa kekuatan dan tantangan yang berbeda, dan ketiganya memiliki peluang yang signifikan untuk memenangkan hati rakyat Jawa Timur.
Pertarungan ini akan menjadi cerminan dari dinamika politik yang lebih luas di Indonesia, di mana isu-isu lokal, pengaruh partai nasional, dan figur-figur perempuan kuat semakin menjadi pusat perhatian. Rakyat Jawa Timur akan memegang kunci penentu dalam memilih pemimpin yang paling mampu membawa provinsi ini menuju masa depan yang lebih baik dan sejahtera. Pilkada ini bukan hanya tentang memilih gubernur, tetapi juga tentang memilih arah baru untuk Jawa Timur dan menciptakan sejarah dalam kepemimpinan perempuan di Indonesia
Salam demokrasi. 30 Agustus 2024
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana