Pada hari perayaan, meskipun tanpa kehadiran Toni, upacara tetap berjalan dengan khidmat. Bendera yang telah mereka buat bersama berkibar dengan gagah di langit, dan seluruh warga desa memberikan penghormatan penuh. Raka belajar bahwa semangat kemerdekaan tidak diukur dari kesempurnaan, tetapi dari ketulusan hati dan kerja keras.
Hari itu menjadi momen yang tak terlupakan bagi Raka dan seluruh desa. Bendera yang mereka buat bersama menjadi simbol perjuangan baru, semangat yang tak pernah padam meski dalam keterbatasan. Raka menyadari bahwa kemerdekaan bukan hanya soal merayakan masa lalu, tetapi juga bagaimana kita terus melanjutkan perjuangan dengan cara kita sendiri, sekecil apapun itu.
Di bawah langit biru yang cerah, bendera merah putih yang baru itu berkibar dengan gagah, membawa harapan dan cita-cita baru bagi seluruh warga desa. Bagi Raka, hari itu bukan hanya hari kemerdekaan bangsa, tapi juga hari kemerdekaan bagi dirinya sendiri. Ia telah merdeka dari keterbatasan dan menemukan makna baru dalam setiap langkah hidupnya.
Profil Penulis :Â
Nama : Ahmad Syaihu
Lahir : Gresik 30 Agustus 1967
Profesi : ASN Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Telah menulis beberapa buku karya antara lain 1. Pak Guru Menjadi Tamu Allah, 2. Ada Cinta di Madrasah (Kumpulan Cerpen), 3. Atas Nama Takdir (Kumpulan Cerpen),5. Â Secangkir kopi Kala Senja (Kumpulan Puisi), 6. Menyemai Rencana Memendar Senjana (kumpulan Puisi Corona), 7. Mewujudkan Pembelajaran IPS yang Seru dan Menyenangkan (Best Practice Pembelajaran) dll.
Nomor WA : 082233554444
email : arrahmansyaihu@gmail.com