Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Apa Kabar Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade?

2 Agustus 2024   05:50 Diperbarui: 2 Agustus 2024   05:53 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jonatan Christie harus tersingkir di babak 16 besar Olimpiade Paris (foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte) 

Terancamnya Tradisi Emas Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024 Akibat Kegagalan Tunggal Putra (Ahmad Syaihu)

Tunggal putra yang diharapkan sumbang medali habis di babak 16 besar

Olimpiade Paris 2024 menjadi momen yang penuh tantangan bagi kontingen Indonesia, terutama dalam mempertahankan tradisi emas di cabang olahraga bulu tangkis. Selama tiga dekade terakhir, Indonesia selalu berhasil menyumbangkan medali di sektor tunggal putra bulu tangkis. 

Namun, di Olimpiade kali ini, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting gagal memenuhi harapan bangsa. Kedua atlet andalan ini terhenti di babak penyisihan grup, sebuah hasil yang mengecewakan dan belum pernah terjadi selama 32 tahun terakhir.

Kegagalan Jonatan Christie dan Anthony Ginting di Paris menjadi pukulan berat bagi Indonesia. Keduanya adalah pilar utama yang diharapkan dapat mengibarkan bendera Merah Putih di podium tertinggi. 

Namun, kenyataan berkata lain. Dengan kegagalan ini, Indonesia untuk pertama kalinya tidak memiliki wakil di babak sistem gugur tunggal putra bulu tangkis. Ini menandai sejarah buruk bagi Indonesia, mengingat selama ini bulu tangkis selalu menjadi andalan utama untuk meraih medali emas di Olimpiade.

Anthony Ginting juga harus tersingkir di babak 16 besar (via tribunnews.com)
Anthony Ginting juga harus tersingkir di babak 16 besar (via tribunnews.com)

Sejak pertama kali tampil di Olimpiade, bulu tangkis telah menyumbangkan total 21 medali bagi Indonesia, terdiri dari delapan emas, enam perak, dan tujuh perunggu. Capaian ini menjadikan bulu tangkis sebagai cabang olahraga penyumbang medali terbanyak bagi Indonesia di Olimpiade. Namun, kegagalan di Paris ini menimbulkan kekhawatiran akan berlanjutnya tradisi emas Indonesia di ajang olahraga terbesar dunia ini.

Masih ada harapan medali dari cabang lain

Meskipun demikian, harapan Indonesia di Olimpiade Paris 2024 belum sepenuhnya sirna. Chef de Mission (CdM) Anindya Bakrie menyebutkan bahwa peluang meraih medali masih terbuka dari beberapa cabang olahraga lainnya. 

Di cabang panahan, Indonesia masih memiliki Diananda Choirunisa yang akan bertanding di babak 16 besar, serta Rezza Oktovia yang akan berlaga di babak 32 besar individual recurve putri. Diananda juga akan tampil di nomor mixed recurve bersama Arief Dwi Pangestu, memberikan harapan tambahan bagi kontingen Indonesia.

Selain panahan, cabang olahraga renang juga memberikan asa. Atlet Indonesia akan mulai bertanding di Paris La Defense Arena pada Jumat, 2 Agustus 2024. Begitu juga dengan sport climbing yang akan berlangsung pada Senin, 5 Agustus 2024, dan angkat besi yang baru akan memulai pertandingannya pada Rabu, 7 Agustus 2024. Cabang balap sepeda juga menjadi harapan dengan pertandingan yang dimulai pada Kamis, 8 Agustus 2024. Anindya Bakrie mengakui bahwa weightlifting dan panjat tebing mempunyai peluang besar, namun tetap ada harapan dari renang dan atletik.

Di cabang bulu tangkis, Indonesia masih menyisakan dua wakil yakni Gregoria Mariska Tunjung di sektor tunggal putri, dan pasangan Fajar Alfian/Muhamad Rian Ardianto di sektor ganda putra. Anindya Bakrie menekankan pentingnya memberikan dukungan penuh kepada mereka. Meskipun hasil di tunggal putra mengecewakan, ia berharap Gregoria dan Fajar/Rian dapat tampil maksimal di babak berikutnya. "Memang tidak mudah hari ini, kita mesti hadapi dengan kepala tegap, dan evaluasi supaya bisa lebih baik ke depannya," ungkapnya.

Kegagalan ini harus menjadi pelajaran bagi seluruh elemen olahraga di Indonesia. Evaluasi menyeluruh perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan mencari solusi terbaik agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Kemenangan dan kekalahan adalah bagian dari olahraga, namun yang terpenting adalah bagaimana bangsa ini bangkit dari kegagalan dan kembali meraih prestasi yang membanggakan.

Wasana Kata

Dengan semangat dan kerja keras, Indonesia diharapkan dapat kembali menunjukkan dominasinya di panggung internasional. Bulu tangkis, sebagai cabang olahraga yang telah memberikan banyak kebanggaan, harus segera berbenah dan mempersiapkan generasi penerus yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Tradisi emas yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa harus tetap dijaga dan dilanjutkan di ajang Olimpiade mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun