"Tenang aja, Rud. Ini cuma buat seru-seruan," jawab Angga dengan nada yang lebih tenang, meskipun dalam hatinya dia juga mulai merasa takut.
Mereka mengikuti suara tawa tersebut hingga tiba di sebuah kamar. Pintu kamar tersebut sedikit terbuka, dan mereka bisa melihat cahaya redup dari dalam. Dengan perlahan, Angga membuka pintu tersebut lebih lebar dan mereka melihat sosok perempuan berambut panjang dengan gaun putih sedang duduk di sudut kamar, membelakangi mereka.
Tanpa pikir panjang, Angga berteriak, "Siapa lo?!"
Perempuan itu berbalik, menunjukkan wajahnya yang pucat dengan mata kosong. Rudi langsung jatuh terduduk dan mulai bergumam tak jelas.
"N-n-nungguin pacar," jawab sosok perempuan itu dengan suara yang aneh.
Angga dan Rudi langsung lari terbirit-birit keluar dari kamar tersebut. Mereka berlari menuruni tangga dengan cepat, tetapi tiba-tiba Angga terpeleset dan jatuh menimpa Rudi. Dalam kepanikan mereka, tanpa sengaja Rudi mengeluarkan kentut yang sangat keras.
Suasana seketika hening. Suara langkah kaki yang tadinya mengejar mereka tiba-tiba berhenti. Mereka berdua saling pandang dengan wajah bingung.
"Rud, kentut lo itu, kayaknya nyelametin kita," bisik Angga dengan napas tersengal.
"Nggak mungkin, Ga. Tapi, kalo iya, berarti kentut gue sakti," jawab Rudi setengah bercanda.
Mereka berdua bangkit dan dengan perlahan keluar dari rumah tua itu. Begitu keluar, mereka mendengar suara tawa yang familiar dari arah belakang. Ketika menoleh, mereka melihat sosok perempuan bergaun putih itu sedang tertawa terbahak-bahak.
"HAHAHAHA! Kalian lucu banget! Baru kali ini aku lihat manusia bisa lari kayak kartun cuma karena kentut!" katanya sambil terbahak-bahak.