Malam menggelayut pelan di ufuk barat
Saat senja merona perlahan menghilang
Bintang-bintang kecil mulai bermunculan
Di langit biru pekat tanpa awan
Sunyi menyapa, hening meraja
Di tiap sudut kota yang mulai terlelap
Hanya suara angin dan dedaunan
Mengiringi malam menuju puncaknya
Selasa malam Rabu, penuh kenangan
Saat aku duduk di bangku taman
Menyendiri, merenungi hari yang telah berlalu
Menghitung detik yang terus berlari
Bulan sabit menggantung di angkasa
Seperti senyum manis yang memikat hati
Menggoda, mengajak bicara dalam diam
Tentang mimpi yang tertunda, harapan yang hilang
Langit malam menuturkan cerita
Tentang kita, tentang cinta yang sempat ada
Rindu yang mengalir bak aliran sungai
Menyentuh relung hati yang paling dalam
Suara detak jam terdengar jelas
Mengiringi langkah yang enggan beranjak
Mengingat masa lalu yang indah
Namun kini hanya tinggal bayangan
Selasa malam Rabu, saksi bisu
Kisah cinta yang pernah menyala terang
Namun kini meredup seiring waktu
Menjadi kenangan yang abadi di hati
Aku termenung, menatap bintang
Mencoba merangkai kata demi kata
Untuk mengungkapkan rasa yang terpendam
Dalam hening malam yang menyejukkan
Angin malam berbisik pelan
Menyampaikan pesan dari jauh
Bahwa cinta sejati takkan pernah hilang
Meski waktu terus berjalan
Selasa malam Rabu, penuh makna
Saat hati berbicara tanpa suara
Mengenang cinta, merajut asa
Dalam keheningan malam yang sempurna
Dan di sini, aku menunggu
Hingga fajar datang menyapa
Mengantar harapan baru
Di Selasa malam Rabu yang syahdu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H