Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selasa Malam Rabu

30 Juli 2024   21:52 Diperbarui: 30 Juli 2024   22:08 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam menggelayut pelan di ufuk barat
Saat senja merona perlahan menghilang
Bintang-bintang kecil mulai bermunculan
Di langit biru pekat tanpa awan

Sunyi menyapa, hening meraja
Di tiap sudut kota yang mulai terlelap
Hanya suara angin dan dedaunan
Mengiringi malam menuju puncaknya

Selasa malam Rabu, penuh kenangan
Saat aku duduk di bangku taman
Menyendiri, merenungi hari yang telah berlalu
Menghitung detik yang terus berlari

Bulan sabit menggantung di angkasa
Seperti senyum manis yang memikat hati
Menggoda, mengajak bicara dalam diam
Tentang mimpi yang tertunda, harapan yang hilang

Langit malam menuturkan cerita
Tentang kita, tentang cinta yang sempat ada
Rindu yang mengalir bak aliran sungai
Menyentuh relung hati yang paling dalam

Suara detak jam terdengar jelas
Mengiringi langkah yang enggan beranjak
Mengingat masa lalu yang indah
Namun kini hanya tinggal bayangan

Selasa malam Rabu, saksi bisu
Kisah cinta yang pernah menyala terang
Namun kini meredup seiring waktu
Menjadi kenangan yang abadi di hati

Aku termenung, menatap bintang
Mencoba merangkai kata demi kata
Untuk mengungkapkan rasa yang terpendam
Dalam hening malam yang menyejukkan

Angin malam berbisik pelan
Menyampaikan pesan dari jauh
Bahwa cinta sejati takkan pernah hilang
Meski waktu terus berjalan

Selasa malam Rabu, penuh makna
Saat hati berbicara tanpa suara
Mengenang cinta, merajut asa
Dalam keheningan malam yang sempurna

Dan di sini, aku menunggu
Hingga fajar datang menyapa
Mengantar harapan baru
Di Selasa malam Rabu yang syahdu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun