Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menapaki Jejak Sejarah di Gunung Pring: Menelusuri Romantisme

15 Juli 2024   07:37 Diperbarui: 15 Juli 2024   07:37 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama para peziarah di depan makam R. Santri (Panembahan Senopati) (foto dokpri)

Menapaki Jejak Sejarah di Gunung Pring: Menelusuri Romantisme Syailendra hingga Kekuasaan Mataram dari Puncak Bukit Muntilan

Gunung Pring, sebuah bukit yang terletak di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menawarkan sebuah perjalanan spiritual dan historis yang memukau. Di ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, dari puncak bukit ini, pengunjung dapat meninjau keindahan kota Muntilan serta hamparan sawah yang membentang luas. 

Namun, daya tarik utama Gunung Pring bukan hanya panoramanya, melainkan juga kompleks pemakaman para aulia yang berada di sana. Kompleks ini merupakan saksi bisu perjalanan dakwah Islam di tanah Jawa, serta sejarah panjang kekuasaan dan peradaban dari masa ke masa.

Auliya dan Ulama yang dimakamkan di Pemakaman Gunung Pring (dokpri)
Auliya dan Ulama yang dimakamkan di Pemakaman Gunung Pring (dokpri)

Kompleks Pemakaman Para Aulia

Di Gunung Pring terdapat kompleks pemakaman yang dihuni oleh beberapa tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa. Tokoh yang paling tua di sini adalah Kyai Raden Santri atau dikenal juga sebagai Pangeran Singasari. Beliau adalah putra dari Ki Ageng Pemanahan dan saudara dari Panembahan Senopati, pendiri Mataram Islam.

Kyai Raden Santri dan para aulia lainnya dimakamkan di sini setelah mengabdikan hidup mereka untuk syiar dan dakwah Islam di daerah Kedu.

Selain Kyai Raden Santri, terdapat pula makam-makam tokoh lain yang menyusul dalam periodesasi sejarah yang berbeda. Mereka semua memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam dan pembentukan budaya di Jawa Tengah. Kompleks makam ini dikelola oleh Keraton Yogyakarta, mengingat hubungan historis antara Kyai Raden Santri dengan Panembahan Senopati.

Penulis bersama para peziarah di depan makam R. Santri (Panembahan Senopati) (foto dokpri)
Penulis bersama para peziarah di depan makam R. Santri (Panembahan Senopati) (foto dokpri)

Sejarah dan Keagungan Gunung Pring

Nama Gunung Pring diambil dari banyaknya pohon bambu atau "pring" dalam bahasa Jawa yang tumbuh di sekitar bukit ini. Kawasan ini bukan hanya menjadi tempat pemakaman para aulia, tetapi juga menjadi simbol kekuasaan dan spiritualitas sejak berdirinya Kasultanan Yogyakarta. 

Kompleks makam ini berada di bawah pengelolaan Reh Kawedanan Hageng Sriwandono bagian Puroloyo, sebuah bagian dari Keraton Yogyakarta yang bertanggung jawab atas situs-situs bersejarah.

Kyai Raden Santri adalah tokoh yang sangat dihormati, dan kisah hidupnya berkaitan erat dengan sejarah panjang Kerajaan Mataram. Sebagai putra dari Ki Ageng Pemanahan dan saudara dari Panembahan Senopati, beliau memiliki peran penting dalam sejarah Islam di Jawa. Perjalanan hidup dan perjuangan dakwahnya tercermin dari kompleks makam ini, yang menjadi tempat ziarah bagi banyak orang hingga saat ini.

Bersama istri (dokpri)
Bersama istri (dokpri)

Romantisme Peradaban Syailendra

Gunung Pring juga membawa kita pada romantisme peradaban Syailendra yang terkenal dengan candi-candi megah seperti Borobudur. Meskipun berbeda periode, kehadiran para aulia di Gunung Pring dan candi-candi Syailendra di sekitar Magelang menunjukkan betapa kaya dan beragamnya sejarah daerah ini. Syailendra dikenal sebagai dinasti yang memberikan banyak kontribusi terhadap budaya dan agama di Jawa, terutama melalui seni bangunan dan agama Buddha.

Kekuasaan Mataram dan Panembahan Senopati

Kehadiran makam Kyai Raden Santri juga mengingatkan kita pada masa kejayaan Kerajaan Mataram di bawah Panembahan Senopati. Sebagai pendiri Mataram Islam, Panembahan Senopati memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam dan penguatan kekuasaan di Jawa. Hubungan keluarga antara Kyai Raden Santri dan Panembahan Senopati mencerminkan betapa eratnya hubungan antara kekuasaan politik dan spiritual di masa lalu.

Bersama peziarah lainnya (dokpri)
Bersama peziarah lainnya (dokpri)

Pengalaman Ziarah dan Wisata

Berziarah ke Gunung Pring memberikan pengalaman yang mendalam, baik dari segi spiritual maupun sejarah. Para pengunjung dapat merasakan ketenangan dan kedamaian di kompleks makam ini, sambil merenungi perjuangan para aulia dalam menyebarkan agama Islam. Selain itu, pemandangan yang indah dari puncak bukit menambah nilai estetika dari kunjungan ini.

Bagi para wisatawan, Gunung Pring menawarkan sebuah perjalanan yang memadukan keindahan alam dengan kekayaan sejarah. Mengunjungi kompleks pemakaman ini bukan hanya sekedar berwisata, tetapi juga sebuah pelajaran berharga tentang sejarah Islam dan budaya di Jawa Tengah.

dokpri 
dokpri 

Wasana Kata

Gunung Pring di Muntilan, Magelang, adalah destinasi yang menawarkan lebih dari sekedar keindahan alam. Dari puncak bukit ini, pengunjung dapat menelusuri jejak sejarah panjang yang menghubungkan peradaban Syailendra dengan kekuasaan Mataram, serta menyaksikan bukti nyata dari syiar Islam yang dilakukan oleh para aulia. Kompleks pemakaman ini menjadi simbol spiritualitas dan kekuasaan yang telah berlangsung selama berabad-abad, menjadikan Gunung Pring sebagai tempat yang layak untuk dikunjungi dan dihormati

Ahmad Syaihu untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun