Yang Tersisa dalam Asa
Dalam senyap malam yang kelam,
Bintang gemintang redup temaram,
Mengisyaratkan asa yang terpendam,
Meski terjal jalan yang harus ditempuh.
Harapan terlukis di angkasa,
Di balik awan yang penuh teka-teki,
Menggapai mimpi di ujung cakrawala,
Meski kadang hati meragu dan sunyi.
Hembusan angin membawa bisikan,
Rindu pada masa lalu yang hilang,
Namun asa tetap berkejaran,
Mengiringi langkah di setiap langkah.
Waktu terus berlalu tanpa henti,
Meninggalkan jejak kenangan yang abadi,
Namun semangat tetap bersemi,
Dalam hati yang tak pernah mati.
Pelangi hadir setelah hujan reda,
Mewarnai langit dengan indahnya,
Begitu pula harapan yang tak pernah pudar,
Meski rintangan datang silih berganti.
Pada senja yang membara,
Terlihat sisa-sisa cahaya,
Menggambarkan mimpi yang belum tercapai,
Namun takkan pernah surut di jiwa.
Dalam lelap mimpi malam,
Ada asa yang terus berpendar,
Meski hari baru tak selalu ramah,
Namun keyakinan tetap membara.
Di ufuk timur terbit mentari,
Menyinari bumi dengan sinar suci,
Begitu pula asa yang tak pernah mati,
Menguatkan hati yang setia menanti.
Yang tersisa dalam asa,
Adalah harapan yang tak pernah pudar,
Meski badai datang melanda,
Namun jiwa tetap tegar berdiri.
Di tengah gelap dan terang,
Ada kekuatan yang tak terbilang,
Menyatukan mimpi dalam doa,
Menggapai cita di ujung asa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H