Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Fenomena Mundurnya Para Pendiri Starup: Dampak dan Pelajaran yang Kita Dapatkan

20 Juni 2024   06:01 Diperbarui: 20 Juni 2024   06:26 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CEO Bukalapak saat mudur dari perusahaan yang didirikannya (detik.finance)

Mundurnya Para Pendiri Startup berdampak terhadap ekosistem dan performa perusahaan (Ahmad Syaihu)

Fenomena mundurnya para pendiri startup besar di Indonesia, seperti Achmad Zaky dari Bukalapak dan William Tanuwijaya dari GoTo, menarik perhatian banyak pihak. Banyak yang bertanya-tanya, apakah ini adalah tanda-tanda perubahan besar dalam industri startup atau sekadar dinamika biasa dalam perjalanan bisnis. Saya akan mencoba memberikan pandangan saya terhadap fenomena ini dan dampaknya terhadap perusahaan serta industri secara keseluruhan.

Para pendiri startup adalah individu-individu visioner yang biasanya memiliki ide-ide inovatif dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan visi mereka. Mereka sering kali menjadi inspirasi bagi karyawan dan memainkan peran kunci dalam pertumbuhan awal perusahaan. 

Namun, seiring waktu, tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang semakin besar dan kompleks bisa membuat para pendiri merasa perlu untuk mundur dan menyerahkan kendali kepada profesional yang lebih berpengalaman dalam mengelola perusahaan besar.

Mundurnya Achmad Zaky dari Bukalapak pada tahun 2019 dan baru-baru ini William Tanuwijaya dari GoTo adalah contoh nyata dari fenomena ini. Kedua tokoh ini telah memberikan kontribusi besar dalam membangun perusahaan mereka dari nol hingga menjadi raksasa dalam ekosistem startup Indonesia. 

Namun, seiring pertumbuhan perusahaan, tantangan yang dihadapi juga berubah. Fokus perusahaan bergeser dari inovasi dan ekspansi cepat ke stabilisasi dan pengelolaan operasi yang lebih efisien. Pada titik ini, keahlian manajerial dan operasional yang kuat menjadi lebih penting daripada semangat wirausaha.

Fenomena Mundurnya CEO Starup juga terjadi di tingkat Global

Fenomena ini juga tidak hanya terjadi di Indonesia. Di tingkat global, kita telah melihat para pendiri seperti Larry Page dan Sergey Brin dari Google, serta Travis Kalanick dari Uber, mundur dari posisi kepemimpinan mereka. Ini menunjukkan bahwa fenomena ini adalah bagian dari siklus alami dalam dunia bisnis startup.

Namun, yang perlu kita perhatikan adalah dampaknya terhadap karyawan dan ekosistem startup secara keseluruhan. Ketika seorang pendiri yang karismatik dan visioner mundur, hal ini bisa menimbulkan ketidakpastian di kalangan karyawan. Karyawan mungkin merasa kehilangan arah atau motivasi, terutama jika mereka sangat terinspirasi oleh pendiri tersebut. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan adanya proses transisi yang mulus dan komunikasi yang efektif untuk menjaga semangat dan fokus karyawan.

Selain itu, mundurnya pendiri bisa menjadi peluang bagi perusahaan untuk mengevaluasi kembali strategi dan model bisnis mereka. Dengan adanya pemimpin baru, perusahaan dapat membawa perspektif segar dan pendekatan yang lebih profesional dalam mengelola bisnis. Ini bisa membantu perusahaan untuk lebih siap menghadapi tantangan pasar yang terus berubah dan meningkatkan daya saing mereka.

Evaluasi dan Perubahan Tren

Di sisi lain, fenomena ini juga mencerminkan dinamika ekosistem startup yang terus berkembang. Para pendiri startup mungkin merasa bahwa mereka telah mencapai puncak kontribusi mereka dan ingin mencari tantangan baru atau memulai proyek baru. Ini bisa membuka peluang bagi munculnya startup-startup baru dengan ide-ide inovatif yang segar.

Sebagai contoh tambahan di Indonesia, mundurnya pendiri startup tak hanya dialami oleh Bukalapak dan GoTo. Pada tahun 2020, CEO dan Co-founder Traveloka, Ferry Unardi, juga mundur dari jabatannya sebagai CEO untuk fokus pada strategi perusahaan. Hal ini diikuti oleh CTO dan Co-founder Traveloka, Derianto Kusuma, yang mundur pada tahun 2018. 

Mundurnya para pendiri ini menunjukkan bahwa perubahan kepemimpinan adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan perusahaan tetap kompetitif dan adaptif terhadap perubahan pasar.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan kepemimpinan bisa membawa risiko, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Karyawan dan investor mungkin kehilangan kepercayaan jika proses transisi tidak berjalan lancar atau jika pemimpin baru tidak mampu memenuhi harapan. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memilih pengganti yang tepat dan memastikan adanya kesinambungan dalam visi dan strategi perusahaan.

Wasana Kata

Secara keseluruhan, mundurnya para pendiri startup besar adalah bagian dari siklus alami dalam dunia bisnis. Ini bisa membawa dampak positif maupun negatif tergantung pada bagaimana perusahaan mengelola transisi tersebut. Yang jelas, ekosistem startup harus siap menghadapi perubahan ini dengan fleksibilitas dan keterbukaan terhadap inovasi baru. 

Bagi para karyawan, ini adalah kesempatan untuk beradaptasi dan terus berkembang bersama perusahaan, sementara bagi para pendiri, ini adalah peluang untuk mengeksplorasi tantangan baru dan terus memberikan kontribusi positif bagi industri dan masyarakat.

Dengan demikian, meskipun mundurnya para pendiri startup bisa menimbulkan kekhawatiran, namun juga membawa peluang baru untuk pertumbuhan dan inovasi. Yang terpenting adalah bagaimana kita melihat dan merespons perubahan tersebut dengan bijak dan positif.

Semoga tulisan ini bermanfaat

Ahmad Syaihu untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun