Desa Laban Kecamatan Menganti-Gresik adalah Desa Pancasila, karena pusat perkembangan 5 Agama di Jawa Timur//Â Syaihu
Wisata berkelanjutan menjadi konsep yang semakin penting di era modern ini. Bukan hanya sebatas aspek lingkungan, wisata berkelanjutan juga mencakup keterlibatan aktif masyarakat dan pelestarian kearifan lokal.Â
Salah satu contoh nyata terjadi di Desa Laban, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, di mana upaya merangkul keberagaman agama dan tradisi lokal menjadikannya Desa Pancasila.
Wisata Berkelanjutan: Konsep dan Pentingnya
Wisata berkelanjutan bukan sekadar tren, tetapi suatu kebutuhan. Konsep ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya setempat sambil memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.Â
Dalam konteks Desa Laban, langkah-langkah keberlanjutan telah diambil untuk memastikan keberlangsungan pariwisata yang seimbang.
Peran Masyarakat dalam Wisata Berkelanjutan
Masyarakat memiliki peran kunci dalam menjaga keberlanjutan pariwisata. Di Desa Laban, kesadaran akan keberlanjutan telah merasuk di kalangan masyarakat. Program pelibatan masyarakat, seperti pelatihan homestay, pengelolaan sampah, dan promosi produk lokal, telah diterapkan untuk memberdayakan warga setempat.
Pengembangan homestay memberikan peluang ekonomi langsung kepada masyarakat, sementara pengelolaan sampah melibatkan partisipasi aktif warga dalam menjaga kebersihan dan keindahan desa. Produk lokal seperti kerajinan tangan dan kuliner khas Desa Laban juga mendapatkan sorotan melalui kampanye pemasaran yang melibatkan masyarakat setempat.
Desa Laban sebagai Desa Pancasila: Kearifan Lokal dan Keberagaman Agama
Pengakuan Desa Laban sebagai Desa Pancasila oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur bukanlah sekadar prestise. Hal ini mencerminkan keberhasilan Desa Laban dalam memelihara dan menghargai keberagaman agama di tengah-tengah masyarakatnya. Desa ini menjadi contoh harmoni antarumat beragama yang dapat dijadikan inspirasi bagi daerah-daerah lain.
Keberagaman agama di Desa Laban tercermin dalam keberagaman bangunan ibadah yang berdiri berdampingan tanpa konflik. Masjid, gereja, dan pura saling berbagi ruang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Inilah salah satu kunci sukses Desa Laban sebagai destinasi wisata berkelanjutan: masyarakat yang mampu hidup berdampingan dalam keberagaman.
Tradisi Sedekah Bumi: Puncak Kesenian dan Tradisi Lokal
Tradisi Sedekah Bumi di Desa Laban menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Setiap tahun, masyarakat Desa Laban yang terdiri dari 3 dusun yaitu Grogol, Laban Wetan dan Laban Kulon selalu megadakan perayaan  Sedekah Bumi dengan penuh kegembiraan dan kebersamaan.Â
Acara ini tidak hanya menjadi momen bersyukur atas hasil bumi yang melimpah tetapi juga merupakan pesta kesenian dan tradisi lokal, juga menampilkan kreativitas warganya dalam membuat aneka ragam potret dan patung hewan, dan buah-buahan serta sayuran hasil bumi untuk diarak dalam momen pawai budaya
Pentas seni, tarian, musik, dan pertunjukan tradisional menghidupkan Desa Laban dalam nuansa budaya yang kaya. Wisatawan tidak hanya dapat menikmati keindahan alam dan keramahan masyarakat tetapi juga dapat merasakan kearifan lokal melalui tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pengembangan Sentra Ekonomi Laban Central ParkÂ
Dengan makin majunya perkeonomian Pemerintah Desa Laban dengan dukungan masyarakat melalui Badan Perwakilan Desa (BPD) dan Pemkab Gresik, akhirnya membangun Laban Central Park yang menempati Tanah Kas Desa yang terletak di Jalan Raya Menganti-Laban meupakan upaya Pemerintah Desa mengakomodasi peran serta masyakat dalam bidang ekonomi,
Laban Central Park dibangun dengan konsep belanja dan hiburan di mana lapak-lapak dagangan yang terletak di pinggir lapangan sementara ada panggung hiburan yang berada di tengah-tengah lapangan sebagai tempat tampilan hiburan oleh karang taruna dan remaja masjid, remaja mushola, remaja gereja dan remaja pura untuk menampilkan kesenian lokal secara bergiliran sebagai bentuk penghargaan untuk pelestarian budaya lokal.
Upaya Pemkab Gresik dan Peran Pemprov Jawa Timur
Peran pemerintah daerah sangat penting dalam mendukung wisata berkelanjutan. Pemkab Gresik telah mengambil langkah-langkah positif dalam mengembangkan Desa Laban sebagai destinasi unggulan.Â
Dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang mengakui Desa Laban sebagai Desa Pancasila, memberikan dorongan tambahan untuk meningkatkan infrastruktur, promosi, dan pengelolaan pariwisata secara keseluruhan.
Untuk menjaga toleransi, Â Kegiatan Moderasi Beragama yang diinisiasi oleh Kementerian Agama Kabupaten Gresik berlangsung di Balai Desa Laban yang diikuti oleh tokoh agama Islam, Hindu, Buda dan Kristen serta para genarasi mudanya sebagai upaya meningkatkan toleransi umat beragama.
Kesimpulan
Desa Laban di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, bukan hanya menjadi destinasi wisata berkelanjutan yang sukses tetapi juga contoh keberhasilan dalam merangkul keberagaman agama dan kearifan lokal.Â
Peran masyarakat yang aktif, dukungan pemerintah daerah, dan pengakuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjadikan Desa Laban sebagai tempat yang unik dan berdaya tarik tinggi bagi para wisatawan yang mencari pengalaman wisata yang berkelanjutan dan bercita rasa lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H