Mohon tunggu...
Syaiful Rully
Syaiful Rully Mohon Tunggu... -

sarjana pendidikan, katanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masa Depan itu

10 April 2012   14:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Depan itu adalah ketika setiap pagi hanya wajahmu beserta untaian senyum di bibirmu yang pertama kali aku melihst setelah tertidur, ketika kau membangunkanku dengan ucapan selamat pagi dan secangkir kopi hitam berada di meja kecil disebelah tempat tidurku.

Masa depan itu, adalah ketika aku dan kamu terduduk berdua dia atas tower air yang tinggi dengan memandang kearah horizon kaki-kaki langit sebelah timur di sekitar tanggal 14, 15, 16, bulan hijriah, dan menunggu momen paling penting yaitu bulan terbit. memandang purnama tanpa beban dan tanpa hal-hal yang mampu membuat sisi negatif dalam hidup bermunculan, sambil menghabiskan apa yang kita berdua sukai.

Masa depan itu adalah, ketika kamu memberikan ucapan selamat ulang tahun di jam 12.00 pergantian hari dari 12 ke 13 di bulan juli.

Masa depan itu adalah, ketika hari-hari begitu bahagia denganmu, dengan dirimu menemaniku merangkai kata-kata yang selalu biasa aku lakukan dimalam hari dan beberapa kali kau melontarkan kata-kata sebagai pengisi spasi yang kosong ketika aku bingung akan diisi dengan kata apa spasi itu.

Buatku, masa depan itu adalah kebahagiaan tiada akhir ketika hidup ini terjalani bersama dirimu yang saat ini aku memang belum tahu siapa. namun suatu saat nanti, kata "kamu" akan berubah menjadi satu nama yang memang aku rindukan.

masa depan itu adalah segala sesuatu yang akan kita pijaki, segera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun