Mohon tunggu...
Syaiful Rahman
Syaiful Rahman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Saya adalah guru bersemangat yang mendukung pendidikan berkualitas. Saya promosikan kesehatan melalui olahraga, perluas wawasan dengan berbagi pengalaman perjalanan, dan dorong literasi melalui membaca dan menulis. Tujuannya adalah memberikan pembelajaran yang bermakna dan holistik bagi kita semua

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Melampaui Batasan Pandangan: Menemukan Kekuatan Sejati dalam Mata Hati

31 Agustus 2023   10:07 Diperbarui: 31 Agustus 2023   10:21 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan hidup ini, seringkali kita terpaku pada pandangan yang sempit, mirip dengan sepasang mata yang hanya mampu melihat satu arah. Namun, di tengah-tengah keterbatasan ini, terdapat kekuatan luar biasa yang tersembunyi dalam diri kita, yaitu mata hati. Mata hati mampu melihat dari segala sisi ruang, memberikan pandangan yang lebih dalam dan komprehensif terhadap realitas yang ada.Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan distraksi, tuntutan, dan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Terkadang, kita begitu sibuk dengan rutinitas dan urusan duniawi sehingga kita lupa untuk melihat lebih jauh dari sekadar permukaan. Seperti sepasang mata fisik yang terfokus pada satu titik, kita mungkin hanya melihat apa yang ada di depan mata kita. Namun, di situlah peran mata hati datang untuk memberi wawasan yang lebih luas.

Muhasabah diri adalah saat untuk merenung dan memeriksa diri sendiri. Saat itulah mata hati berfungsi sebagai cermin internal yang mencerminkan keadaan jiwa kita. Dengan mata hati, kita dapat merenungkan tindakan kita, niat kita, dan hubungan kita dengan dunia di sekitar. Ini adalah momen introspeksi yang membantu kita mengambil jarak dari hiruk-pikuk dan memahami makna yang lebih dalam.

Mata hati memungkinkan kita untuk melihat dari semua sisi ruang, mengakses dimensi-dimensi yang mungkin tidak terlihat oleh mata fisik. Ia mampu merasakan empati terhadap penderitaan orang lain, merasakan keindahan dalam kecilnya momen-momen sederhana, dan menggali makna di balik setiap peristiwa dalam hidup kita. Saat kita melihat dengan mata hati, kita mampu mengenali nilai-nilai yang sejati, menghargai kebaikan, dan merangkul kedamaian.

Namun, seperti mata fisik, mata hati juga memerlukan latihan dan perawatan. Dalam dunia yang penuh dengan kebisingan dan distraksi, kita harus belajar untuk merenung dengan sungguh-sungguh. Meditasi, kontemplasi, dan waktu untuk merenung adalah sarana untuk membantu mata hati kita terjaga dan tajam. Dengan mengalokasikan waktu untuk berdiam diri dan merenung, kita memberi kesempatan bagi mata hati kita untuk melihat ke dalam diri dan lebih jauh ke dalam dunia di sekitar.

Jangan biarkan dirimu terjebak dalam pandangan yang sempit. Ingatlah bahwa mata hati adalah anugerah yang diberikan kepada kita untuk melihat lebih jauh dari yang terlihat oleh mata fisik. Dalam muhasabah diri kita, mari kita gunakan mata hati ini untuk menggali makna yang lebih dalam dalam setiap langkah hidup kita. Mari kita lihat dunia dari sudut pandang yang beragam dan memahami bahwa setiap sudut memiliki cerita yang berharga.

Saat kita belajar untuk melihat dalam ruang dengan mata hati, kita akan menemukan kedamaian dalam kekacauan, kebijaksanaan dalam kebingungan, dan keindahan dalam segala hal. Mari gunakan kekuatan mata hati untuk menghadirkan kebaikan, kasih sayang, dan pengertian dalam hidup kita sendiri, serta dalam hubungan kita dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun