Semua orang tentu ingin menjadi orang sukses. Sukses dalam makna apa pun menurut mereka masing-masing. Entah sukses dalam makna keberlimpahan dalam bidang finansial, kebahagiaan, cinta, atau lainnya. Yang pasti, dalam setiap usaha yang dilakukan, setiap orang ingin mencapai hasil yang maksimal.
Sayangnya, tidak semua orang berhasil meraih apa yang diimpikan: kesuksesan. Walaupun usaha yang dilakukan sama, namun pada setiap orang memiliki hasil yang berbeda-beda. Tentu saja ada yang berpendapat bahwa itu disebabkan oleh hoki, takdir, atau keberuntungan.
Terkait dengan hal tersebut, yaitu hoki, takdir, dan keberuntungan tentu bukan wilayah manusia. Semua itu berada di luar kontrol kita. Oleh karena itu, kita tidak perlu memusingkan semua itu. Lebih baik, alihkan fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol. Dengan begitu, kita bisa lebih maksimal dalam berusaha.
Sebenarnya, prinsipnya itu ada tiga hal dalam meraih kesuksesan, yaitu input, process, dan output. Tiga hal inilah yang perlu kita optimalkan agar impian atau kesuksesan dapat dicapai. Tiga hal inilah yang perlu jadi fokus kita.
Ibarat sebuah teko. Tidak mungkin teko dapat mengeluarkan susu jika yang dimasukkan berupa air. Demikian pula, jika kita ingin menjadi orang hebat maka yang menjadi input pada diri kita pun harus sesuatu yang hebat. Input tersebut dapat berupa bacaan, pengalaman, maupun nasihat.
Kita bisa cari informasi orang-orang hebat di dunia. Mereka pasti memiliki input dengan kualitas luar biasa. Mereka memiliki kebiasaan, bacaan, pengalaman, atau penasihat yang luar biasa. Mereka tidak memiliki input yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang.
Di antara kebiasaan atau input yang dilakukan orang-orang hebat adalah membiasakan membaca setiap hari. Alhasil, setiap hari mereka mendapatkan input informasi, data, atau pengetahuan. Jadi, kalau kita ingin menjadi orang  hebat seperti mereka, tanyakan pada diri kita, sudahkah kita membiasakan diri membaca setiap hari?
Selanjutnya, setelah kita mendapatkan input, pertanyaannya adalah apakah input tersebut kita proses dengan baik untuk kemudian menghasilkan output? Mungkin saja dua orang sedang membaca buku yang sama. Namun, dua orang tersebut tentu memiliki cara yang berbeda dalam memproses input bacaan itu.
Sebagian hanya menjadikan input sebagai tambahan informasi atau pengetahuan bagi dirinya. Tak ada upaya untuk memprosesnya untuk menghasilkan output. Input tersebut dibiarkan menggenang dan membeku dalam dirinya.Â
Namun, sebagian yang lain, menjadikan input tersebut sebagai modal untuk menghasilkan output. Input tersebut diproses sehingga menghasilkan inovasi atau kreasi baru. Alhasil muncullah karya-karya baru sehingga dia disebut sebagai orang hebat.
Jadi, pertanyaan yang perlu diajukan pada diri kita setelah kita mendapatkan input adalah, apakah kita sudah memprosesnya untuk menghasilkan output atau belum? Setelah kita membaca buku tentang manajemen finansial, apa yang kita lakukan? Apakah kita mulai memperbaiki manajemen finansial kita? Apakah kita mengubah pengetahuan itu menjadi layanan konsultasi finansial? Apakah kita mengubah pengetahuan itu menjadi karya tulis baru dan disebarkan?
Sekecil apa pun manfaat dari output yang dihasilkan dari input dan proses yang dilakukan tentu jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Sebab kebanyakan orang memberikan label hebat pada seseorang itu tidak dilihat dari input dan proses yang dilakukan. Label hebat lebih sering muncul dari output yang dihasilkan. Walaupun sejatinya, kualitas output sangat ditentukan oleh input dan proses yang dilakukan.
Oleh karena itu, kalau kita ingin menjadi orang berhasil, ketika melihat orang hebat, kita perlu menelisik input dan proses yang mereka lakukan. Jangan meniru output mereka, tapi tirulah input dan prosesnya. Sebab itulah yang paling memungkinkan bisa mengantarkan kita ke meja kesuksesan.
Surabaya, 22 Januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI