Kabar yang viral tentang meninggalnya bayi usia 4 bulan setelah menangis 2 jam benar-benar membuat hati saya seperti teriris. Bayangkan bayi yang belum mengerti apa-apa harus mengalami nasib naas akibat kelalaian orang tuanya.
Orang tuanya terobsesi untuk menerapkan sleep training untuk bayinya. Entah apa yang merasuki pikirannya. Sehingga orang tua tersebut tega membiarkan bayinya menangis hingga 2 jam.
Ketika sang bayi berhenti menangis, orang tuanya menyangka si bayi sudah bisa tidur nyenyak. Namun, apa yang terjadi? Ternyata si bayi sudah tidak bernyawa.
Mungkin menurut beberapa ahli kesehatan, sleep training itu amat penting dilakukan sejak dini. Alasannya demi kebaikan si bayi agar bisa tidur lebih nyenyak. Selain itu, juga untuk memberikan kebaikan bagi orang tuanya.
Akan tetapi, saya tidak mau menerapkan sleep training untuk bayi. Bahkan di usia bayi saya sudah 2 tahun, kami tetap tidur bersama. Alhamdulillah bayi saya tetap tidur nyenyak dan ibunya juga nyenyak.
Bagi saya, usia bayi itu sangat singkat. Bayi masih butuh kedekatan dengan orang tua, khususnya ibu. Biarkan dia merasa aman dan nyaman bersama orang tuanya.
Kalau khawatir tidur bayi terganggu, kamu menunggu bayi tidur. Kami temani, susui dia hingga tidur. Setelah tidur, baru kami tinggalkan.Â
Kalau tiba-tiba bangun dan nangis, kami samperin lagi. Kalau minta minum, kami kasih minum. Kalau minta nyusu, kami kasih susu. Tidak ribet dan tidak sesulit yang dibayangkan asalkan dilakukan dengan rasa tanggung jawab dan penuh cinta.
Lantas bagaimana agar masa tidurnya lebih lama dan lebih panjang? Yang kami lakukan adalah mengajak dia tidur lebih awal. Ketika sudah mulai bisa jalan, bayi saya memang suka main. Dia suka banget minta keluar rumah dan main sama teman-temannya.
Akhirnya, kami siasati. Ketika sudah pukul 8 malam, semua lampu di rumah kami matikan. Kami ajak dia masuk dan tutup pintu. Mulanya memang menangis, tapi kami ajak dia main di tempat tidur. Intinya, tidak boleh keluar dari kamar.