Mohon tunggu...
Syaiful Rahman
Syaiful Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya suka membaca dan menulis. Namun, lebih suka rebahan sambil gabut dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bayi Meninggal Karena Kelalaian Orang Tua

13 Januari 2025   22:49 Diperbarui: 13 Januari 2025   23:05 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: detikHealth)

Kabar yang viral tentang meninggalnya bayi usia 4 bulan setelah menangis 2 jam benar-benar membuat hati saya seperti teriris. Bayangkan bayi yang belum mengerti apa-apa harus mengalami nasib naas akibat kelalaian orang tuanya.

Orang tuanya terobsesi untuk menerapkan sleep training untuk bayinya. Entah apa yang merasuki pikirannya. Sehingga orang tua tersebut tega membiarkan bayinya menangis hingga 2 jam.

Ketika sang bayi berhenti menangis, orang tuanya menyangka si bayi sudah bisa tidur nyenyak. Namun, apa yang terjadi? Ternyata si bayi sudah tidak bernyawa.

Mungkin menurut beberapa ahli kesehatan, sleep training itu amat penting dilakukan sejak dini. Alasannya demi kebaikan si bayi agar bisa tidur lebih nyenyak. Selain itu, juga untuk memberikan kebaikan bagi orang tuanya.

Akan tetapi, saya tidak mau menerapkan sleep training untuk bayi. Bahkan di usia bayi saya sudah 2 tahun, kami tetap tidur bersama. Alhamdulillah bayi saya tetap tidur nyenyak dan ibunya juga nyenyak.

Bagi saya, usia bayi itu sangat singkat. Bayi masih butuh kedekatan dengan orang tua, khususnya ibu. Biarkan dia merasa aman dan nyaman bersama orang tuanya.

Kalau khawatir tidur bayi terganggu, kamu menunggu bayi tidur. Kami temani, susui dia hingga tidur. Setelah tidur, baru kami tinggalkan. 

Kalau tiba-tiba bangun dan nangis, kami samperin lagi. Kalau minta minum, kami kasih minum. Kalau minta nyusu, kami kasih susu. Tidak ribet dan tidak sesulit yang dibayangkan asalkan dilakukan dengan rasa tanggung jawab dan penuh cinta.

Lantas bagaimana agar masa tidurnya lebih lama dan lebih panjang? Yang kami lakukan adalah mengajak dia tidur lebih awal. Ketika sudah mulai bisa jalan, bayi saya memang suka main. Dia suka banget minta keluar rumah dan main sama teman-temannya.

Akhirnya, kami siasati. Ketika sudah pukul 8 malam, semua lampu di rumah kami matikan. Kami ajak dia masuk dan tutup pintu. Mulanya memang menangis, tapi kami ajak dia main di tempat tidur. Intinya, tidak boleh keluar dari kamar.

Ternyata membangun kebiasaan itu tidaj butuh waktu lama. Hanya perlu sekitar seminggu. Kini setiap pukul 8 malam, dia sudah tidak rewel diajak tidur. Langsung sigap naik ke kasur.

Tapi, sekali lagi, itu kami latihkan setelah bayi saya sudah bisa jalan. Usianya sudah satu tahun lebih. Dan, bukan kami tinggalkan. Tapi, kami tidur bersama. Yang kami latih hanya waktunya tidur, bukan tidur sendirian.

Jadi, kami benar-benar tidak paham mengapa bayi yang masih amat rentan harus disuruh tidur sendirian? Toh kelak kalau dia sudah dewasa akan tidur sendiri atas kemauannya sendiri.

Kami percaya, tempat tidur adalah salah satu tempat istimewa untuk membangun bonding antara orang tua dengan anak. Sebelum tidur kami bisa berbagi cerita, memberikan nasihat, dan bercanda bersama. 

Kami percaya bahwa untuk membangun kemandirian pada anak bukan dengan membiarkannya hidup tersiksa. Ada banyak cara yang lebih humanis dan penuh kasih sayang yang bisa dilakukan.

Mari belajar bersama-sama menjadi orang tua yang baik. Anak adalah amanah dan kita harus bertanggung jawab atas itu. Jangan sampai kita lalai sehingga menyebababkan anak celaka.

Surabaya, 13 Januari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun