Anak-anaknya hanya perlu contoh nyata dari orang tua dan komunikasi yang interaktif. Sebagai contoh, orang tua sibuk bekerja. Komunikasikan dengan anak bahwa orang tua bekerja demi menafkahi keluarga.Â
Dari situ nanti anak akan mengerti makna keluarga dan tanggung jawab. Jika komunikasi disampaikan dengan baik, tidak menutup kemungkinan anak akan tumbuh jadi anak yang bertanggung jawab dan penuh semangat.
Kalau ada konflik di keluarga, tunjukkan cara menyelesaikan dengan bijaksana. Jangan sampai menunjukkan cara penyelesaikan dengan kekerasan atau kata-kata kasar. Hal itu akan berpotensi terekam dalam alam bawah sadar anak.Â
Jadi, sederhananya, kita ingin mencetak anak seperti apa maka berilah keteladanan terlebih dahulu. Ingin punya anak berbakti kepada kita, maka kita harus berbakti kepada orang tua kita.
Demikian juga kalau kita ingin punya anak jujur, kita harus jadi orang jujur. Kalau kita ingin punya anak rajin, kita harus rajin juga.
Mungkin anak tidak bisa menjadi sempurna sesuai keinginan kita karena anak punya jalan hidup sendiri. Namun, keteladanan yang kita berikan akan terus membekas dalam dirinya. Bahkan bisa jadi, itu akan membentuk karakternya hingga dewasa.
Jadi, ayo kita sama-sama belajar menjadi orang tua yang baik. Kita belajar menjadi teladan yang baik untuk anak-anak kita. Jangan sampai anak tersesat dalam mencari teladan karena tidak menemukan keteladanan di rumah.
Surabaya, 8 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H