Ternyata mengontrol interaksi anak dengan HP jauh lebih sulit daripada mengontrol interaksi anak dengan TV. Pasalnya, sekarang banyak pekerjaan membutuhkan HP. Ditambah lagi, banyak anak kecil yang sudah terbiasa main HP. Artinya, lingkungan anak sudah penuh dengan HP.
Padahal kita tahu, dampak negatif HP terhadap anak di bawah umur jauh lebih besar daripada TV. Filter HP jauh lebih longgar sehingga pengaruh buruknya mudah meracuni anak. Ini menjadi tantangan berat bagi saya.
Oleh karena itu, saya membangun beberapa langkah untuk mengontrol interaksi anak dengan HP. Sebab saya khawatir, racun HP menggerogoti anak saya.
Pertama, saya dan istri benar-benar mengurangi interaksi dengan HP ketika ada anak. Kecuali kalau ada video call dari keluarga di kampung.Â
Langkah ini memang sulit karena hampir semua aktivitas pekerjaan saya memerlukan HP. Namun, saya harus memilih demi kebaikan anak. Tak ada pilihan tanpa konsekuensi tentunya.
Kedua, lebih aktif mengajak anak bermain. Sebenarnya, ketika anak main HP, anak merasa aktivitas itu menyenangkan. Karena itu, anak ingin selalu mengulanginya.
Nah, sebagai orang tua, saya perlu mengubah aktivitas menyenangkan bersama HP menjadi aktivitas menyenangkan bermain bersama. Bahkan, kalau sudah bosan main di rumah, saya ajak anak lihat ayam, kucing, atau sekadar jalan-jalan.
Menurut saya, itu jauh lebih baik daripada saya menyerahkan anak kepada HP. Meskipun tentu saja, itu membutuhkan waktu dan energi lebih. Kadang memang capek sekali ketika anak minta gendong dan ngajak jalan-jalan, tapi menurut saya, itu sudah menjadi konsekuensi atas pilihan saya.
Ketiga, tidak menunjukkan sesuatu yang menarik di HP kepada anak. Saya sempat melakukan ini. Awalnya berpikir untuk edukasi atau sekadar membahagiakan anak. Ternyata dampaknya luar biasa.
Anak menjadi suka minta HP dan tidak mau lepas dengan HP. Anak jadi mudah tantrum dan sulit tidur. Akhirnya, kami berusaha keras untuk menerapkan langkah pertama dan kedua lagi secara lebih ketat.
Kalau anak tantrum, kadang saya biarkan tapi tetap dalam pengawasan. Kadang saya gendong dan ajak jalan-jalan. Intinya, anak saya ajak beraktivitas agar bisa melupakan HP.