Setidaknya ada dua penyebab kenapa seseorang mudah terkena penipuan. Dua penyebab ini berdasarkan pengalaman orang-orang di sekitar penulis. Oleh karena itu, hindari dua penyebab ini agar kalian tidak mudah ditipu. Berikut saya jelaskan dua penyebab yang dimaksud.
1. Terburu-buru sehingga tidak bisa berpikir rasional
Penipuan pertama yang pernah dialami orang di sekitar penulis adalah penipuan melalui telepon. Satu hari, seorang teman bertemu saya di Kota Surabaya. Tak lama dari perjumpaan tersebut, dia pun pulang ke rumahnya di Bojonegoro.
Karena kelelahan, sesampainya di Bojonegoro, dia langsung istirahat. Namun, tak lama kemudian, dia mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal. Penipu tersebut mengaku saya. Dia mengaku sedang ada di Bojonegoro dan ban motornya kempes sehingga perlu ditransfer uang saat itu juga.
Si penipu menelepon dengan suara tergesa-gesa sehingga teman saya pun ikut terburu-buru. Dia tidak bisa berpikir rasional. Alhasil dia mulai melakukan transfer. Kemudian bukti transfernya dikirim ke nomor tersebut.
Lantas apa yang terjadi? Uang direkeningnya terus disedot hingga dia kehilangan uang 10 juta rupiah dalam sekejap. Setelah itu, dia baru sadar dan nomor si penipu sudah tidak aktif.
Mendengar kabar itu, saya kaget. Saya segera menghubungi teman yang bisa melacak nomor seseorang. Ternyata lokasi si penipu justru berada di daerah lain.Â
Jadi, jika kalian mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal, kalian harus tenang. Walaupun orang tersebut menggunakan kata-kata atau intonasi yang tampak terburu-buru, kalian tidak boleh terbawa arus. Tenangkan diri saja.
Kalau dia minta transfer uang, meskipun mengaku teman kalian, jangan langsung ditransfer. Hubungi nomor teman kalian yang kalian miliki. Kalau perlu, ajak teman kalian ketemuan dulu. Itu lebih aman.
Peristiwa seperti ini amat sering terjadi. Bahkan yang terkini, kemarin saya mendapatkan kabar bahwa seorang dokter mengalami hal yang sama. Di malam hari, dia mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal. Tak lama kemudian, saldo uangnya di bank habis.