Mohon tunggu...
Syaiful Rahman
Syaiful Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya suka membaca dan menulis. Namun, lebih suka rebahan sambil gabut dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bersihkan Publik dari Keluhan Kita

30 Maret 2024   22:41 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:46 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.pexels.com

Adanya media sosial membuat jangkauan komunikasi dan informasi semakin tak terbatas. Jarak tak lagi menjadi masalah. Siapa pun dapat berbagi atau menerima informasi secara bebas.

Sebagian orang berhasil memanfaatkan perkembangan ini untuk menjadi lebih baik. Namun, tidak sedikit yang terlibas oleh perkembangan ini. Mereka diombang-ambing hingga tak tahu arah.

Salah satu produk perkembangan teknologi dan informasi adalah media sosial. Sebagaimana namanya, tujuan utama media sosial adalah untuk menjalin hubungan sosial setiap penggunanya. Para pengguna dapat melakukan interaksi dengan tanpa kendala jarak.

Oleh karena itu, seharusnya media sosial dapat dimanfaatkan untuk menambah dan memperarat ikatan persaudaraan antarmanusia. Dengan media sosial, jarak dan waktu dapat disiasati. Semua orang dapat saling berkomunikasi walaupun tanpa harus bertemu.

Sayangnya, terkadang media sosial memberikan dampak sebaliknya. Bukan mempererat persaudaraan melainkan justru menimbulkan pertikaian. Bukan menambah saudara melainkan justru menambah masalah.

Untuk itu, kita perlu menyadari bahwa tidak semua hal harus dipublikasikan di media sosial. Kita perlu berpikir sebelum memublikasikan. Jangan sampai konten-konten kita memberikan dampak negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Kita perlu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat melalui media sosial. Kita perlu memublikasikan hal-hal positif sebanyak-banyaknya. Sebisa mungkin, kita kikis konten-konten negatif dengan konten-konten positif.

Saya percaya, jika media sosial sudah dipenuhi konten positif maka kemajuan berpikir dan berperilaku masyarakat juga akan semakin baik. Bagaimanapun kita dapat mengakui bahwa media sosial sebenarnya gambaran dari kondisi dan situasi masyarakat saat ini.

Daripada media sosial yang kita miliki hanya dipenuhi dengan keluhan-keluhan keputusasaan atau hal-hal negatif, alangkah lebih baik jika kita manfaatkan media sosial untuk berbagi inspirasi dan motivasi. Lagi pula, mengeluh di media sosial tak banyak memberikan solusi. Alih-alih menimbulkan masalah-masalah baru.

Setidaknya ada tiga masalah yang akan timbul kita memosting keluhan atau hal-hal negatif di media sosial yang kita miliki. 

Pertama, labeling terhadap diri sendiri. Ketika kita memosting keluhan tentang ketidakmampuan menjalani ujian hidup maka secara tidak langsung kita melabel diri sendiri sebagai manusia lemah. Kita seolah-olah mengatakan kepada diri sendiri bahwa kita lemah dan tak berdaya. Ujian yang kita hadapi di luar batas kemampuan kita.

Alhasil kita bukan menerima kedamaian dalam jiwa, justru menambah keresahan. Diam-diam dalam hati muncul keinginan untuk divalidasi keluhan kita. Kita ingin orang lain mengatakan hal yang sama bahwa ujian kita memang terlalu besar dan di luar kemampuan kita.

Akibatnya, otak semakin buntu dan stres pun datang. Kita tidak mampu melihat kemudahan di balik kesulitan. Kita tidak mampu mengambil hikmah di balik ujian yang datang. Kita tak mampu melihat cahaya lilin di ujung jalan karena mata kita tak mau menatap ke depan. Kita hanya menunduk dan bersedih hati sembari mencari kambing hitam.

Kedua, hanya menjadi bahan gibah. Orang yang membaca keluhan kita di media sosial umumnya tidak iba. Kalaupun mereka bertanya, mereka hanya ingin tahu lebih detail tentang masalah yang kita hadapi. 

Selanjutnya mereka bukan memberi solusi. Sebaliknya, keluhan kita hanya akan dijadikan bahan gibah yang segar. Bahkan keluhan kita hanya dianggap lebay dan tak layak diperhitungkan.

Ketiga, menimbulkan kesalahpahaman. Tak jarang keluhan kita di media sosial dapat dipahami salah oleh orang lain. Akibatnya, bukannya keluhan kita mendapatkan solusi, justru menambah pembenci. 

Oleh karena itu, mari kita bersihkan media sosial dari keluhan-keluhan tak berguna. Daripada mengeluh kepada media sosial, lebih baik mengeluh kepada Tuhan semesta alam. Bukankah ujian kita datang dari Dia dan hanya Dia yang berkuasa mengangkatnya?

Terus mendekat kepada Tuhan tidak hanya akan memberikan kedamaian. Lebih dari itu, kita akan dipertemukan dengan keajaiban-keajaiban tak terduga. Kita akan dituntun ke jalan yang lebih menyelamatkan.

Surabaya, 30 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun