Sebagai contoh jawaban abstrak dan normatif yang acap disampaikan oleh para capres adalah terkait penegakan keadilan. Sejak Indonesia baru didirikan hingga saat ini, semua berbicara tentang keadilan. Dalam Pancasila pun terdapat sila keadilan. Akan tetapi, kebijakan konkret terkait bentuk keadilan setiap presiden tidak sama. Kecenderungan setiap presiden mengimplementasikan keadilan sesuai dengan preferensi masing-masing.
Rakyat sebenarnya menanti konkretnya keadilan yang akan dilakukan para capres. Kebijakan apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan keadilan. Sebab kalau hanya ucapan abstrak dan normatif, rakyat tidak perlu sibuk-sibuk mendengarkan atau membaca promosi capres. Rakyat dapat membaca Pancasila atau Pembukaan Undang-Undang 1945.
Di tengah perkembangan yang kian pesat, gagasan konkret sangat penting disodorkan. Apalagi bagi generasi masa kini yang sering dianggap suka berpikir cepat. Mereka tidak suka mendengarkan ceramah yang terlalu banyak berisi kata-kata indah, namun tak berguna. Rayat butuh sesuatu yang lebih konkret dan berguna.
Untuk itu, penting bagi capres untuk menyodorkan gagasan konkret kepada masyarakat, bukan gagasan abstrak dan normatif. Gagasan konkret lebih mudah untuk ditangkap dan ditagih di kemudian hari. Sementara gagasan abstrak dan normatif rawan terhadap alibi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H