Kebijakan pendidikan terus mengalami perubahan. Dulu belum ada kurikulum merdeka. Mahasiswa jenjang sarjana dapat menikmati masa-masa kuliahnya selama empat tahun di kampus. Berbeda dengan zaman sekarang. Semua kampus berlomba-lomba menyelenggarakan kurikulum merdeka. Hampir setengah masa kuliahnya harus digunakan untuk belajar di tempat kerja.
Sebenarnya tujuan kurikulum merdeka ini cukup bagus, yaitu agar mahasiswa tidak gegar budaya di dunia kerja setelah lulus dari jenjang sarjana. Mereka sudah memiliki pengalaman bekerja sehingga setelah lulus dari jenjang sarjana, mereka bisa langsung siap kerja. Bahkan, sejumlah tempat magang telah bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan sertifikat.
Kondisi ini, menurut saya, membuat mahasiswa harus semakin ekstra agar dapat lebih produktif dalam berkuliah. Lima semester di kampus memang bukan waktu yang panjang. Namun, jangan sampai itu berlalu sia-sia. Jangan sampai waktu lima semester hanya berlalu di kelas dan kantin kampus. Bagaimanapun, masa jenjang sarjana adalah "masa muda" terakhir.
Setiap mahasiswa perlu memanfaatkan waktu lima semester untuk berorganisasi. Mereka harus belajar untuk aktif di organisasi-organisasi intra atau ekstra kampus. Mereka perlu mengikuti banyak kegiatan di samping kegiatan belajar di kelas. Bahkan, kalau bisa, pada masa itu perlu ikut kegiatan-kegiatan kewirausahaan.
Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa perlu aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Pertama, kegiatan kampus atau organisasi di kampus akan memberikan pengalaman dan membentuk diri mahasiswa menjadi lebih matang. Mereka yang aktif di organisasi kampus biasanya akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja setelah lulus.
Kedua, kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik. Organisasi kampus akan melatih mahasiswa untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik. Mereka akan berlatih untuk membuat program, menjalankan program, dan memimpin orang lain. Tentu saja, untuk menyukseskan semua itu memerlukan kolaborasi dan komunikasi yang baik.
Ketiga, membangun dan merawat jejaring dengan baik. Hubungan yang dibangun dari kesamaan organisasi biasanya lebih erat daripada hubungan hanya karena satu kelas. Kesamaan organisasi memberikan kesan yang lebih solid dan biasanya juga berpengaruh sampai mahasiswa tersebut lulus.
Pengalaman-pengalaman dalam membangun hubungan dan merawat hubungan di organisasi itu akan membekas dan membentuk kebiasaan mahasiswa hingga lulus. Itulah mengapa pekerja yang pernah berorganisasi selama di kampus biasanya lebih cepat dalam membangun jejaring.
Keempat, kemampuan berpolitik. Di sini harus dipahami dengan baik bahwa yang dimaksud kemampuan berpolitik adalah kemampuan menyusun dan melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan. Tidak ada tempat kerja yang tidak memiliki tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut tentu tidak mudah. Strategi untuk mencapai tujuan adalah sesuatu yang sangat penting dimiliki oleh sumber daya manusia.
Di organisasi, karena mahasiswa terbiasa menyusun program dan menjalankannya, mereka secara tidak sadar telah berlatih untuk berpolitik. Mereka berlatih untuk berstrategi untuk mencapai goal-nya. Alhasil, ketika terjun ke dunia kerja, mereka tidak terlalu gugup lagi saat diberi target atau goal oleh atasannya. Mereka akan segera menyusun strategi dan membangun jejaring untuk mencapai target tersebut.
Oleh karena itu, meskipun ke depan akan semakin pendek waktu yang dijalani di kampus selama menjadi mahasiswa jenjang sarjana, namun jangan sampai mahasiswa membuang waktunya secara sia-sia. Bangku kuliah bukan sekadar bangku di ruang kelas. Ilmu kuliah bukan sekadar duduk manis mendengarkan dosen dan melaksanakan tugas. Mahasiswa harus membuka ruang ekspresi, eksplorasi, dan pemikirannya secara luas, melebihi batas-batas dinding kampus.