Di sinilah pemahaman mereka menjadi pemahaman kacamata kuda. Mereka hanya mengetahui dan memahami yang ada di kelompoknya. Mereka menjadi eksklusif. Mereka hanya mengadakan halaqah secara rutin bersama kelompoknya.
Jihad Demi Surga
Mereka sangat yakin bahwa jihad alias mati dalam menegakkan agama sesuai pemahamannya akan membuat mereka masuk surga. Mereka tidak takut mati. Karena kalau mati sudah dijamin masuk surga.
Mereka mulai mencari sasaran jihad. Di antara sasarannya adalah rumah ibadah dan polisi atau markas polisi. Saya sempat bertanya, kenapa menyasar polisi?
"Yang selalu menghalangi dakwah kelompok kami adalah Densus 88. Tapi, kami tidak tahu yang mana Densus 88. Oleh karena itu, kami sasar temannya Densus 88, yaitu polisi," jawabnya.
Oleh karena itu, sangat penting memilih guru yang baik dan belajar dari banyak sumber. Sebab kesalahan dalam memilih guru dapat berakibat fatal terhadap kebenaran pemahaman. Demikian pula, terlalu eksklusif juga berpotensi berkacamata kuda sehingga tidak tahu terhadap kebenaran-kebenaran lain yang ada di luar dirinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H