MENGEMBANGKAN PROGRAM SEKOLAH/MADRASAH UNGGULAN YANG BERDAMPAK DENGAN MENGGUNAKAN FILOSOFI NAIK KERETA API
Oleh: Syaifulloh
Konsultan BBPMP Jawa Tengah
Belasan tahun lalu, sebuah ormas Islam besar di Jawa Timur, mengembangkan program sekolah unggulan di berbagai daerah sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di bawah organisasinya. Inisiatif para pengurus saat itu bertujuan untuk segera merealisasikan sekolah/Madrasah Islam unggul di bawah orgniasasi itu agar peningkatan mutu pendidikan baik secara akademis-non akademis,memiliki karakter kuat dan akhlak mulia dapat di implementasikan sekolah/madrasah degan baik dan terarah. Program pengembangan sekoalh/Madrasah unggulan yang digagas oleh pengurus Ormas itu melalui pendekatan holistik, sekolah/madrasah unggulan ini diharapkan menjadi pelopor perubahan yang signifikan dalam dunia Pendidikan Islam yang merata di Jawa Timur pada saat itu.
Kami, tim dari Al-Hikmah Surabaya, yang terdiri dari empat orang dengan latar belakang keahlian yang berbeda, diberi amanah untuk mewujudkan visi besar ini. Tim ini mencakup seorang ahli manajemen pendidikan, seorang ahli pembelajaran matematika, seorang ahli dalam pembelajaran sains (IPA), dan seorang spesialis dalam pembelajaran bahasa. Semua anggota tim memiliki kompetensi mendalam dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter Islami dan Al-Quran dalam setiap aspek program yang dirancang.
Sesuai pengalaman yang dimiliki oleh tim yang berkecimpung di AlHikmah Surabaya dan Konsorsium Pendidikan Islam dan sudah teruji dalam melaksanakan pengembangan sekolah, kami mulai merancang program sekolah/Madrasah unggulan yang berorientasi pada pembentukan karakter dan peningkatan mutu Pendidikan secara komprehensif untuk sekokah/madrasah. Program ini berfokus pada aspek akademik-non akademik, dan menekankan pentingnya nilai-nilai spiritual dan karakter. Keyakinan kami adalah bahwa pendidikan yang berkualitas harus mencakup semua dimensi ini untuk menciptakan generasi yang tangguh dan berdaya saing tinggi
Tantangan yang dihadapi dalam perjalanan ini tidak sedikit. Kami harus menyesuaikan pendekatan dengan kebutuhan spesifik setiap daerah, memastikan relevansi program, dan melibatkan berbagai pihak terkait, mulai dari Yayasan, kepala sekolah, Komite Sekolah hingga masyarakat setempat. Namun, dengan kerja sama yang solid dan komitmen kuat, kami yakin dapat membawa perubahan yang bermakna.
Langkah awal yang diambil adalah melakukan pemetaan mendalam terhadap sekolah-sekolah yang menjadi pilot project. Dengan data dan analisis yang mendalam, kami mampu merancang strategi yang relevan dan efektif. Inisiatif ini untuk menciptakan budaya pendidikan yang unggul, inspiratif, dan berkelanjutan.
Langkah Awal: Pemetaan Sekolah/Madrasah
Sebagai langkah pertama, kami memulai dengan memetakan sekolah dan madrasah yang akan dijadikan sebagai pilot project. Pemetaan ini dilakukan menggunakan instrumen khusus untuk menilai berbagai aspek penting. Di antaranya adalah kualitas fasilitas fisik, kompetensi tenaga pendidik, kurikulum yang diterapkan, hingga tantangan-tantangan unik yang dihadapi masing-masing sekolah.
Melalui proses pemetaan ini, kami mendapatkan potret menyeluruh tentang kondisi setiap sekolah. Data yang terkumpul menjadi dasar untuk merancang program unggulan yang tidak hanya inovatif tetapi juga sesuai dengan kebutuhan nyata. Pendekatan ini membantu kami memastikan bahwa setiap langkah pengembangan dapat memberikan dampak yang signifikan.
Hasil dari pemetaan tersebut kemudian disusun menjadi peta jalan perencanaan yang sistematis. Kami memahami bahwa setiap sekolah memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang relevan, kontekstual, dan spesifik untuk menjawab kebutuhan unik tersebut secara efektif.
Dalam proses ini, kami juga melibatkan pihak sekolah untuk memberikan masukan langsung mengenai tantangan yang dihadapi dan potensi yang dimiliki. Pendekatan partisipatif ini memberikan perspektif yang lebih kaya dan memperkuat komitmen semua pihak untuk mendukung implementasi program.
Pemetaan ini menjadi dasar bagi kesuksesan program unggulan ke depan. Dengan memahami titik awal dan kondisi faktual sekolah/madrasah, kami dapat merancang solusi yang bersifat jangka pendek tetapi juga berkelanjutan untuk lerubahan pendidikan.
Pelatihan Awal: Dasar yang Kokoh untuk Kualitas Program Sekolah/Madrasah Unggulan.
Setelah proses pemetaan selesai, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil yang telah diperoleh. Tim konsultan bekerja sama dengan pengurus wilayah untuk mendalami data dari instrumen pemetaan. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan utama, potensi yang dapat dioptimalkan, dan kebutuhan spesifik dari masing-masing sekolah atau madrasah. Informasi tersebut menjadi dasar untuk menyusun strategi pelatihan, pendampingan, dan proses in-depth interview yang akan dilaksanakan di Batu, Malang.
Hasil analisis ini digunakan untuk merumuskan materi yang relevan dengan kebutuhan peserta pelatihan. Materi yang dirancang mencakup berbagai aspek penting, seperti manajemen sekolah, kurikulum unggulan, proses belajar mengajar, strategi pengembangan karakter siswa, dan rencana peningkatan kualitas tenaga pendidik. Tim konsultan memastikan bahwa setiap materi tidak hanya teoretis, tetapi juga praktis dan aplikatif, sehingga dapat langsung diterapkan di lapangan.
Selama pelatihan di Batu, Malang, in-depth interview menjadi pendekatan utama untuk menggali lebih dalam potensi dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing sekolah atau madrasah. Wawancara ini menjadi sarana untuk memberikan bimbingan langsung untuk mendiskusikan visi dan misi sekolah unggulan yang ingin dicapai. Pendekatan ini memungkinkan dialog yang lebih personal dan terfokus, menciptakan rencana implementasi yang lebih tajam dan relevan.
Tim konsultan juga memanfaatkan sesi pelatihan untuk membangun komitmen bersama antara kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan yayasan. Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa setiap elemen sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan program dan perannya dalam implementasi. Proses ini dilengkapi dengan pendampingan intensif oleh supervisor wilayah, yang bertugas mendukung pelaksanaan program unggulan di lapangan.
Langkah-langkah yang terukur, pelatihan ini menjadi gwrakan perubahan unutk melangkah bersama pendidikan di sekolah atau madrasah yang menjadi pilot project. Sinergi antara analisis yang mendalam, perencanaan yang matang, dan pelaksanaan yang terstruktur menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan sekolah/madeasah unggulan yang berdaya saing tinggi.
Menghindari Membacakan Materi Presentasi dan Diskusi Kelompok Berlebihan
Efektivitas Pelatihan dengan Menghindari Membacakan Materi dan Diskusi Kelompok Berlebihan. Tim sepakat bahwa pendekatan pelatihan dan pendampingan yang digunakan, agar menghindari membacakan materi presentasi secara monoton atau menghabiskan waktu pada diskusi kelompok yang berlebihan sering kali menjadi jebakan. Meskipun metode ini terlihat memberikan ruang untuk bertukar ide, kenyataannya sering kali hanya menghasilkan wacana tanpa langkah konkret. Kondisi ini dapat menciptakan kesenjangan antara teori dan praktik, sehingga perubahan yang diharapkan di lapangan tidak terwujud di sekolah/madrasah yang menjadi pelaksana program unggulan.
Fokus pada Materi Aplikatif dan Solusi Nyata: Tim menggunakan pendekatan yang lebih efektif adalah dengan menyusun materi pelatihan, pendampimgan dan indepht interview yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan spesifik setiap sekolah atau madrasah. Setiap elemen pelatihan harus memberikan panduan langkah demi langkah yang dapat langsung diterapkan, bukan hanya menambah wawasan teoritis. Misalnya, alih-alih membahas konsep manajemen sekolah secara umum, peserta dilibatkan untuk menyusun strategi manajemen berbasis kondisi sekolah masing-masing.
Keseimbangan Antara Penyampaian Materi dan Aksi: Mengurangi waktu untuk pembacaan materi panjang dapat digantikan dengan simulasi, role play, atau lokakarya praktis. Peserta dapat diajak untuk langsung mencoba solusi dari permasalahan yang telah teridentifikasi. Pendekatan ini memastikan bahwa pelatihan tidak hanya menciptakan "pemikir," tetapi juga "pelaku" yang mampu membawa perubahan nyata di sekolah.
Mendorong Sekolah pada Aksi Nyata: Memadukan materi yang aplikatif, pelatihan diarahkan untuk menjembatani wacana ke implementasi. Setiap sesi pelatihan perlu menghasilkan rencana aksi yang disepakati bersama oleh tim sekolah, sehingga tidak ada jeda waktu antara pelatihan dan penerapan di lapangan. Dengan demikian, sekolah dapat lebih fokus pada tindakan nyata yang berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Pendampingan Berkelanjutan: Melalui Filosofi Naik Kereta Api
Pendampingan berkelanjutan menjadi strategi kunci dalam memastikan bahwa desain program unggulan tidak hanya berhenti pada konsep, tetapi benar-benar diwujudkan dalam tindakan nyata. Dalam setiap kunjungan pendampingan, tim konsultan bersama pengurus wilayah dan dibantu yayasan bekerja untuk mengevaluasi penerapan visi, misi, tujuan, sasaran dan program sekolah/madrasah. Evaluasi ini mencakup aspek kolaborasi antara kepala sekolah/Madrasah , guru, siswa, dan orang tua untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis serta berorientasi pada hasil.
Pendekatan Kolaboratif Berbasis Solusi: Pendampingan ini dirancang sebagai proses yang kolaboratif, bukan sekadar mengawasi atau menilai. Tim secara proaktif membantu sekolah mengidentifikasi solusi konkret terhadap tantangan yang dihadapi. Pelatihan dan pendampingan tambahan disediakan bagi guru yang membutuhkan peningkatan kompetensi tertentu, misalnya penguasaan materi bidang studi matematika,IPA dan Bahasa, sementara desain program unggulan disesuaikan agar relevan dengan kondisi daerah. Filosofi ini penting dengan pendekatan kontekstual agar setiap solusi dapat langsung diimplementasikan tanpa menghambat proses pengembangan.
Filosofi Naik Kereta Api: Membangun Keselarasan: Tim memahami bahwa untuk mendongkrak mutu sekolah/Madrasah, diperlukan filosofi naik kereta api, di mana semua komponen sekolah bergerak bersama dalam gerbong yang sama menuju tujuan yang jelas. Pendekatan ini bertolak belakang dengan filosofi naik bus umum antarkota, di mana peserta hanya diberi materi lalu dibiarkan turun di tujuan masing-masing tanpa pendampingan lanjutan. Pendampingan intensif memastikan bahwa setiap komponen sekolah/Madrasah berjalan selaras, sehingga hasilnya lebih terukur dan terarah.
Evaluasi Progresif untuk Mendorong Perbaikan Berkelanjutan: Evaluasi dilakukan secara progresif dengan refleksi bersama di akhir setiap sesi pendampingan. Proses ini memberikan umpan balik kepada kepala sekolah/Madrasah dan guru, juga memperkuat dukungan yayasan untuk memastikan keberlanjutan program. Melalui filosofi naik kereta api, semua pihak memahami tujuan bersama dan termotivasi untuk berkontribusi aktif dalam mencapainya.
Perjalanan Nikmat Bersama Program Sekolah/Madrasah Unggulan Capai Tujuan
Perjalanan menantang dan mendebarkan pada sekolah dan madrasah pelaksanan program ini ini adalah kisah yang luar biasa. Awalnya, mereka adalah sekolah/fasilitas dengan fasilitas terbatas dan kualitas yang "apa adanya." Namun, seiring waktu, mereka berkembang menjadi sekolah dengan fasilitas memadai, program unggulan, dan prestasi membanggakan. Kini, sekolah/madrasah ini telah menjadi sekolah unggulan yang awalnya "apa adanya" beranjak menjadi "ada apanya," di mana kurikulum inovatif, tenaga pengajar berkualitas, dan manajemen yang profesional menjadi kekuatan utama. Bahkan, beberapa di antaranya telah mencapai tahap "apa-apa ada," di mana setiap kebutuhan siswa dan pengembangan akademik maupun non-akademik tersedia dengan baik.
1. Sekolah/Madrasah "Apa Adanya"
Kondisi awal sekolah/Madrasah yang masuk dalam kategori ini memiliki keterbatasan baik dalam aspek sumber daya, infrastruktur, maupun kualitas pembelajaran. Beberapa ciri utamanya adalah:
* Fasilitas Terbatas: Ruang kelas, perpustakaan, atau laboratorium tidak memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar yang optimal.
* Kualitas Guru: Guru memiliki keterbatasan dalam penguasaan metodologi pembelajaran modern, kurangnya pelatihan, atau kurang memahami kurikulum terbaru seperti Kurikulum ..
*Manajemen Sekolah: Kepemimpinan kepala sekolah kurang terarah, sehingga tidak ada visi dan misi yang jelas untuk pengembangan sekolah.
* Keterlibatan Masyarakat: Orang tua dan masyarakat kurang berperan aktif dalam mendukung aktivitas pendidikan.
* Prestasi Rendah: Baik di bidang akademik maupun non-akademik, sekolah cenderung tidak memiliki pencapaian yang dapat dibanggakan.
Sekolah/Madrasah "apa adanya" sering kali hanya menjalankan operasional dasar tanpa program pengembangan yang jelas
2.Sekolah/Madrasah "Ada Apanya"
Sekolah/Madrasah mulai menunjukkan kemajuan dengan berbagai upaya peningkatan kualitas. Meskipun belum sempurna, ada beberapa hal positif yang mulai terlihat, antara lain:
* Fasilitas yang Memadai: Beberapa infrastruktur seperti perpustakaan sederhana, ruang komputer, atau laboratorium dasar sudah tersedia, meskipun belum optimal.
* Program Unggulan Mulai Dibangun: Sekolah mulai merancang program inovatif, seperti kegiatan ekstrakurikuler yang relevan atau pendekatan pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa.
* Peningkatan Kompetensi Guru: Guru mulai mengikuti pelatihan atau pendampingan, sehingga ada peningkatan dalam metode pengajaran.
* Manajemen yang Lebih Terarah: Kepala sekolah mulai membangun visi dan misi yang lebih kuat, dengan melibatkan tim manajemen dan komite sekolah.
* Keterlibatan Masyarakat: Orang tua dan masyarakat mulai mendukung kegiatan sekolah, baik secara moral maupun material.
* Prestasi Mulai Tumbuh: Siswa mulai menunjukkan hasil yang lebih baik dalam kompetisi akademik maupun non-akademik di tingkat lokal.
Sekolah/Madrasah "ada apanya" berada di tahap transisi, di mana upaya pengembangan sudah dilakukan meskipun hasilnya belum sepenuhnya maksimal.
3. Sekolah/Madrasah "Apa-Apa Ada"
Tahap ini menunjukkan transformasi total sebuah sekolah menjadi sekolah unggulan. Beberapa ciri utamanya adalah:
* Fasilitas Lengkap dan Modern: Sekolah/Madrasah memiliki ruang kelas yang representatif, laboratorium canggih, perpustakaan digital, ruang kreatif, dan akses teknologi informasi.
* Program Unggulan Berkualitas: Implementasi program seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), pembelajaran berbasis teknologi, dan kegiatan ekstrakurikuler unggulan sudah berjalan optimal.
* Guru Profesional: Seluruh guru memiliki kompetensi tinggi, memahami Kurikulum, dan mampu mengintegrasikan metode pembelajaran modern seperti pembelajaran berbasis proyek (PjBL), diferensiasi, dan HOTS.
* Manajemen Sekolah Inspiratif: Kepala sekolah menjadi pemimpin yang inspiratif dan kolaboratif, mampu menggerakkan seluruh elemen sekolah untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.
* Keterlibatan Komunitas: Orang tua, masyarakat, dan dunia usaha terlibat aktif dalam mendukung berbagai program sekolah.
* Prestasi Luar Biasa: Sekolah meraih penghargaan di berbagai kompetisi, baik nasional maupun internasional, serta menghasilkan lulusan yang kompeten dan berkarakter.
* Budaya Mutu yang Mengakar: Ada budaya refleksi, perbaikan berkelanjutan, serta penerapan standar mutu pendidikan dalam setiap aspek.
Sekolah/Madrasah "apa-apa ada" adalah model sekolah unggulan yang dapat menjadi referensi bagi sekolah lain untuk belajar dan berkembang.
Hasil nyata dari filosofi ini terlihat dalam peningkatan mutu sekolah yang sebelumnya "apa adanya" menjadi "ada apanya," bahkan mencapai tahap "apa-apa ada." Sekolah yang dulunya hanya memiliki fasilitas minimal kini berkembang menjadi institusi dengan kurikulum inovatif, tenaga pendidik yang kompeten, dan kepercayaan masyarakat yang tinggi. Filosofi naik kereta api membuktikan bahwa keberhasilan pendidikan memerlukan kolaborasi menyeluruh, di mana semua pihak bergerak bersama dengan visi yang jelas dan aksi yang konkret.
Progres Perubahan Yang Berdampak
Perubahan dari "apa adanya" menuju "apa-apa ada" membutuhkan komitmen, kolaborasi, serta pendampingan yang intensif. Tahapan ini melibatkan peningkatan dari aspek:
1.Sumber Daya Manusia: Pelatihan dan pengembangan guru serta kepala sekolah.
2.Manajemen Sekolah: Penerapan sistem manajemen yang efektif dan transparan.
3.Kurikulum: Penerapan Kurikulum dengan pendekatan yang fleksibel dan berpusat pada siswa.
4.Infrastruktur: Pengembangan fasilitas yang relevan dengan kebutuhan siswa dan guru.
5.Keterlibatan Komunitas: Membangun hubungan yang harmonis antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Pendekatan yang konsisten dan dukungan berbagai pihak, sekolah/madrasah yang awalnya "apa adanya" dapat mencapai taha pada apanya dan berlanjut kepada "apa-apa ada" dan menjadi kebanggaan komunitasÂ
Membangun sekolah unggulan adalah perjalanan panjang yang memerlukan sinergi berbagai pihak, mulai dari yayasan, kepala sekolah, guru, hingga masyarakat sekitar. Tantangan yang dihadapi tidaklah kecil, tetapi semangat dan komitmen untuk mencetak generasi yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing adalah bahan bakar utama dalam perjalanan ini. Proses ini mengajarkan bahwa kualitas pendidikan tidak dapat dicapai dengan langkah instan, melainkan melalui pendekatan yang terencana dan berkesinambungan.
Kisah sukses ini adalah bukti nyata bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan penuh kesungguhan. Setiap strategi, setiap evaluasi, dan setiap tindakan nyata adalah batu pijakan menuju visi besar menciptakan sekolah unggulan. Hal ini memberikan pelajaran berharga bahwa visi pendidikan adalah tentang proses yang melibatkan semua pihak dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab masing-masing.
Kisah ini dapat menjadi inspirasi untuk meraih keberhasilan serupa. Setiap sekolah memiliki potensi luar biasa untuk berkembang, asalkan dikelola dengan baik dan didukung oleh komitmen bersama. Menghidupkan visi bersama, membangun budaya refleksi, dan terus memperbaiki diri adalah kunci untuk meraih masa depan pendidikan yang lebih baik. Dalam setiap tantangan, ada peluang untuk menciptakan perubahan, dan dalam setiap langkah kecil, terdapat energi untuk meraih impian besar. Surah An-Nisa (4:9), yang berbunyi: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." Ayat ini menekankan pentingnya tanggung jawab orang tua dan masyarakat dalam mendidik generasi penerus agar tidak menjadi lemah dalam aspek akidah, ibadah, ilmu, dan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap pendidikan dan kesejahteraan anak-anak adalah bagian integral dari ajaran Islam, yang mengharuskan kita untuk membangun generasi yang kuat dan mampu menghadapi tantangan zaman. Pesan Ali Bin Abi Thalib. RA. Didiklah anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup bukan di zamammu". Ungkapan ini menekankan pentingnya penyesuaian metode pendidikan dengan konteks dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini, yang berbeda dengan yang dialami oleh generasi sebelumnya
Perjalanan ini menjadi semangat bagi setiap pendidik, pemimpin sekolah,yayasan dan penggerak pendidikan lainnya. Bersama-sama, kita mampu membawa perubahan yang lebih besar dan lebih bermakna, menciptakan generasi sesuai zamannya yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga unggul dalam karakter dan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan adalah investasi terpenting bagi masa depan, dan dengan kerja keras serta kolaborasi, kita dapat memastikan masa depan pendidikan yang terus maju dan berkembang menyesuaiakan perkembangan zaman..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H