Mohon tunggu...
Syaifullah Almahdi
Syaifullah Almahdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aku Mahasiswa aktif semester 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, aku sering diundang untuk membaca puisi, khususnya pada acara pekan kebudayaan nasional di UIN pojok bacaan Danarto

Hobiku membaca dan menulis puisi. Melihat-lihat situs bersejarah yang berkaitan dengan sejarah dan budaya yang ada di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Book

Novel "Siti Nurbaya" Cinta Abadi di Tengah Perubahan Zaman

31 Oktober 2024   15:46 Diperbarui: 31 Oktober 2024   16:12 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Samsul Bahri: Kekasih Siti Nurbaya yang berjuang untuk menyelamatkannya.

Datuk Maringgih: Rentenir yang menjadi antagonis dalam cerita

Cerminan Realitas Sosial

Karya ini tidak hanya menjadi monumen perjuangan pemuda-pemudi melawan adat, tetapi juga mencerminkan gejolak sosial pada zamannya. Marah Rusli, sebagai penulis, memiliki pemikiran yang lebih maju dibandingkan masyarakat sekitarnya, yang tercermin dalam narasi dan karakter-karakternya.

Novel Siti Nurbaya tetap relevan dan sering dibahas dalam konteks sastra Indonesia, menggambarkan konflik antara cinta dan tradisi yang masih dapat ditemukan dalam kehidupan modern. Sitti Nurbaya bukanlah sekadar kisah cinta biasa. Novel ini adalah cerminan nyata dari kondisi sosial masyarakat Minangkabau pada masa kolonial. Perjodohan paksa, perlakuan tidak adil terhadap perempuan, dan pengaruh kuat adat istiadat adalah beberapa tema sentral yang diangkat. Melalui karakter Sitti Nurbaya, Marah Rusli menyuarakan suara kaum perempuan yang seringkali tertindas dan tidak memiliki pilihan dalam menentukan nasibnya sendiri.

Relevansi di Era Modern

Meskipun latar waktu dan budaya telah berubah, permasalahan yang diangkat dalam novel ini masih relevan hingga saat ini. Pernikahan dini, kekerasan dalam rumah tangga, dan perjodohan paksa masih menjadi isu yang sering kita dengar. Perempuan masih seringkali menghadapi tantangan dalam meraih kesetaraan gender dan kebebasan dalam memilih pasangan hidup.

Selain itu, novel ini juga menyoroti konflik antara tradisi dan modernitas. Konflik ini masih terus berlangsung hingga saat ini, terutama dalam konteks masyarakat yang semakin urban dan terbuka terhadap pengaruh budaya asing. Pergulatan antara mempertahankan nilai-nilai tradisional dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman menjadi tema universal yang tidak lekang oleh waktu.

Pelajaran Berharga

"Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai" memberikan banyak pelajaran berharga bagi kita semua. Novel ini mengajarkan kita tentang pentingnya memperjuangkan cinta dan kebahagiaan, meskipun harus menghadapi rintangan yang berat. Selain itu, novel ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menghargai hak-hak perempuan dan melawan segala bentuk ketidakadilan.

Kesimpulan

"Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai" adalah sebuah karya sastra yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi. Novel ini mengajarkan kita untuk selalu kritis terhadap realitas sosial dan berani memperjuangkan apa yang kita yakini. Meskipun zaman terus berubah, pesan-pesan yang terkandung dalam novel ini tetap relevan dan akan terus menginspirasi generasi-generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun