Mohon tunggu...
syaifullah
syaifullah Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Pensil

Goresan pensil pikiran tak terhapus jaman

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Fenomena Pendakian Gunung di Era Milenial

17 November 2020   03:46 Diperbarui: 17 November 2020   04:06 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Spot-spot untuk mengambil foto atau video bisa berbahaya karena tidak fokus terhadap lokasi tempat berswafoto dan kelengahan itu bisa menyebabkan timbulnya kecelakaan fatal.

Dalam setiap pendakian pasti ada tantangan dan bahaya yang harus diwaspadai. Terutama bila gunung itu belum pernah didaki sebelumnya. Setidaknya dalam sebuah pendakian khususnya bagi pemula harus ada di dalam tim, orang yang sudah pernah mendaki gunung itu sebelumnya agar bisa memimpin pendakian. Atau bisa menggunakan jasa porter yang beberapa gunung di Indonesia menyediakan jasa itu untuk membantu selama pendakian.

Kondisi alam bisa mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Cuaca yang tiba-tiba bisa berubah ekstrem menjadi ancaman dalam setiap pendakian. Beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh kondisi alam yang ekstrem seperti dikutip dari situs www.seva.id :
1.Hipotermia atau kondisi suhu tubuh yang turun drastis karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam sehingga bisa menyebabkan orang mengalami halusinasi dan tidak sadarkan diri. Bahkan bisa menyebabkan kematian.
2.Acute Mountain Sickness (AMS) bisa dialami saat berada di ketinggian yang minimnya kadar oksigen. Gejala yang muncul dapat berupa sakit kepala, mual dan muntah. Bila kondisi ini terjadi, penderita harus dibawa turun sampai titik yang lebih rendah dan kadar oksigen yang cukup. Hentikan pendakian sampai kondisi kembali vit.
3.Frostbite adalah kondisi dimana jaringan tubuh membeku dan rusak oleh paparan suhu rendah. Sering disebut juga radang dingin dan umumnya terjadi pada jari tangan, kaki, hidung, pipi, dagu dan telinga karena bagian-bagian itu yang sering terpapar langsung suhu dingin. Gejalanya seperti kulit dingin, terasa seperti menusuk-nusuk, sensasi kesemutan, mati rasa dan kulit kemerahan.

Sudah sering terdengar berita dalam setiap pendakian gunung terjadi kecelakaan yang dialami para pendaki. Hilang karena tersesat berhari-hari, terpisah dari rombongan dengan perbekalan minim, tidak mematuhi jalur yang sudah ditetapkan sehingga mencoba mencari jalur sendiri dan tidak menguasai teori survival menjadi penyebab seorang pendaki celaka bahkan sampai meninggal dunia. Bahkan ada juga yang jasadnya tidak ditemukan setelah beberapa lama dilakukan proses pencarian.

Kecelakaan itu bisa diminimalisir kalau setiap pendakian memiliki persiapan yang matang. Perencanaan yang matang sebelum proses pendakian wajib dilakukan. Memilih lokasi gunung yang akan didaki serta mencari informasi tentang gunung tersebut. Bagaimana kondisi medannya dan transportasi untuk mencapai ke sana. Dengan mengetahui informasi, minimal kita sudah paham persiapan apa saja yang kita butuhkan. 

Persiapan fisik pun perlu dipersiapkan dengan olahraga rutin supaya saat memulai pendakian, fisik kita dalam kondisi baik dan prima.
Demikian juga dengan peralatan yang akan kita bawa harus menunjang selama kegiatan ini berlangsung. Baik peralatan untuk pribadi maupun keperluan tim.

Misalkan untuk peralatan pribadi seperti pakaian kering yang digunakan untuk tidur di tenda juga sleeping bag, pakaian tempur saat melakukan pendakian, pakaian tebal untuk menahan dingin, jas hujan untuk menghadapi kondisi cuaca yang tiba-tiba hujan, head lamp, sepatu, masker, kaos kaki, juga pakaian kota yang dipakai saat pulang setelah melakukan pendakian.

Sedangkan perlengkapan tim seperti tenda, kompor, kompas, peralatan masak serta logistik perlu diperhitungkan dengan jumlah peserta dan estimasi berapa lama melakukan pendakian.

Namun dari itu semua yang terutama adalah kekompakan tim yang selalu dijaga selama di dalam pendakian. Hal inilah yang akan menguatkan satu sama lain sehingga mental setiap orang tetap kuat. Buang jauh-jauh sifat egois karena itu akan merusak suasana dalam pendakian.

Pada prinsipnya setiap orang yang melakukan aktivitas di alam bebas harus bisa menjaga agar kondisi alam ini tetap terjaga kelestariannya. Jangan membuat kerusakan dan melakukan hal-hal yang bisa mengakibatkan terganggunya ekosistem alam.

Prinsip yang harus dimiliki oleh seorang pendaki adalah “Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak, jangan mengambil apapun kecuali foto, jangan membunuh apapun kecuali waktu dan jangan membakar apapun kecuali semangat.” Perlu diingat bahwa tujuan utama mendaki bukanlah mencapai puncak, akan tetapi bagaimana kita bisa pulang dengan selamat. Salam lestari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun