Mohon tunggu...
Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

13 Oktober 2016   07:21 Diperbarui: 13 Oktober 2016   13:37 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum sempat ditunaikannya perintah dari pak Amin tiba-tiba Mbok Nah sudah kembali pulang dengan membawa barang bawaan.

"Itu Maknyak!" kata Qohar kepada pak Amin sembari menunjuk lurus kearahnya, lalu menemuinya.

"Ada tamu Mak!"

"Kenapa tidak disuruh masuk?"

"Saya lupa."

"Masih kecil kok sudah pikun. Ini daun pisangnya jerang didepan tungku lalu jahe sama kunyitnya taruh di ember." Perintah Mbok Nah bersahaja lalu menemui para tamu.

"Silahkan masuk pak? Tadi malam cucuku sudah cerita. Saya tidak tahu harus ngomong apa. Saya hanya bisa bersyukur kepada Tuhan dan tidak lupa saya haturkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas kebaikan dan ketulusan bapak. Kini Alhamdulillah Saya bisa kembali kerumah dengan keadaan sehat wal afiat."

"Sudah lupakan saja Nek! Biarlah itu semua menjadi pelajaran hidup."

"Lalu bagaimana nasib orang balai Desa?apakah mereka ditangkap?"

"Aku tidak tahu apa-apa, aku hanya ditanyai seorang polisi seputar harta bendaku sebelum di ijinkan pulang. Sementara para perangkat Desa membiarkanku pulang bersama cucuku begitu saja. Sebelumnya cucuku melihat mereka makan bersama di aula depan dan diwaktu yang sama kami juga diberi makan sama diberi sesisir pisang raja dan jeruk beberapa buah. Tapi pak! biarlah masalah ini cukup sampai disini. Jangan dibesar-besarkan apalagi diperkarakan. Aku khawatir melihat masalah kriwikan menjadi grojogan[5]."

"Saya melihat ini semua penuh persekongkolan dan kesewenang-wenangan dari segelintiran orang yang sengaja menghalang-halangi niat kami. Sehingga lahan bakal proyek yang telah kami beli menjadi terbengkalai karena keputusan sepihak, ini sama sekali tidak adil. Apabila masalah ini dilanjutkan apa yang harus ditakutkan? Kita tidak perlu takut, tidak ada yang perlu ditakutkan dalam masalah ini. Bahkan kepada siapapun juga termasuk para perangkat Desa Rakusan itu. Kita tidak boleh takut kecuali hanya kepada Allah!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun