Mohon tunggu...
Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

13 Oktober 2016   07:21 Diperbarui: 13 Oktober 2016   13:37 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Siapa yang sudi membawa masalah ini ke pengadilan? ke kantor polisi saja aku tak pernah!Aku tidak mau masalah ini menjadi runyam. Aku sudah tua, ingin kuhabiskan waktuku dirumah bersama cucuku, Aku ingin hidup tenang bersama cucuku."

"Ya sudah, kalau begitu Nenek boleh pulang sekarang."      

Tanpa berbelit-belit Mbok Nah dan Qohar di ijinkan pulang.

Keesokan harinya Pak Amin datang memenuhi janjinya. Pak Amin datang bersama dua orang, seorang berkaos putih berbadan tambun dan seorang lagi berjas rapi dan bertopi untuk sekadar menutupi kepalanya yang pelontos. Dari dalam mobil pria tambun itu mengeluarkan beberapa bungkusan plastik warna hitam serta dua kaleng biskuit berukuran sedang. Diteras rumah Qohar masih asyik menikmati pekerjaaannya, mengupasi pisang yang telah masak untuk bahan dasar pembuatan nogosari, rencananya kalau tak ada aral melintang nanti malam Mbok Nah akan menggelar syukuran kecil-kecilan.

Pagi itu Mbok Nah sudah tidak ada di rumah, ia pergi ke kebun mengambil keperluan dapur dan juga daun pisang.

"Bagaimana kabar nenekmu?

"Baik. "

 “Ada dirumah, bukan?"

“Tidak ada, sedang dikebun.”

"Bisa kau panggilkan sekarang!"

"Ya pak, tunggu sebentar "  Terlebih dahulu Qohar membersihkan sisa kulit-kulit pisang yang tercecer untuk dikumpulkan lalu dibuang dibelakang rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun