Dari cara dan sikap para perangkat Desa, sejumlah Polisi itupun memahami jika para perangkat Desa Rakusan tengah membela diri. Terutama cara-cara musangnya itu terbaca dari keterangan yang terakhir. Tercium gelagat aneh nan ganjil yang seharusnya tak diambangkan ke permukaan.
"Ya sudah. Kalau begitu sediakan kami makan siang kalau tak ingin diperiksa lebih lanjut." Kata seorang polisi kepada seorang perangkat yang berbadan tinggi dan berkumis.
Dengan cekatan salah seorang perangkat bergegas menuju warung makan yang terletak disamping balai Desa. Selesai dijamu makan, salah seorang polisi mengecek kembali keadaan perempuan tua itu beserta cucunya didalam sebuah ruangan yang lebih mirip gudang itu.
Diruangan itu Mbok Nah dan Qohar terlihat tengah makan buah jeruk, pemberian dari salah seorang perangkat Desa. Satu upaya pengelabuhan untuk bersembunyi dibalik topeng kemunafikan. Dengan nada halus seorang polisi yang berambut keriting itu lantas menanyainya.
"Nenek kenal dengan PT Wahana Nusantara?"
"Saya tidak kenal, tidak tahu apa-apa."
"Punya saudara di PT Wahana Nusantara? "
"Maaf. Seberapa luas sawah dan tanah Nenek?"
"Untuk apa? Saya hanya punya sawah dan kebun tinggalan."
"Bukan begitu Nek! Seandainya kalau masalah ini masuk ke ranah hukum dan berlanjut ke pengadilan, maka bukan tidak mungkin sawah dan kebun Nenek akan habis untuk membiayai pengadilan seperti yang sudah banyak terjadi."
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109