Memasuki balai Desa Rakusan seperti memasuki sarang binatang buas. Kalau bukan karena terpaksa mungkin Qohar tidak akan sudi menyambanginya. Tetapi ia harus menemui neneknya dibalai Desa. Di mata Qohar para perangkat Desa Rakusan tak ubahnya seperti monster yang menakutkan. Seorang perangkat Desa yang berbadan tambun, berperawakan pendek serta berkumis tebal dengan mata melotot terlihat mondar-mandir tepat didepan kamar yang ditempati neneknya. Sementara dipojok ruangan empat orang yang masih berbaju dinas tengah bermain kartu domino. Dengan tegar Qohar memberanikan diri menemui Neneknya. Membawakan selembar jarek dan sebungkus nasi serta biskuit pemberian dari pak Amin.
Tak sampai satu jam kemudian apa yang dikatakan pak Amin terbukti. Sejumlah enam orang polisi tiba-tiba mendatangi kantor kepala Desa Rakusan, dua diantaranya memakai baju sipil.
"Kami dari kepolisian mendapat surat perintah penyelidikan mengenai adanya dugaan penyekapan terhadap seorang Nenek, ini suratnya!"
Belum tuntas surat itu dibaca, seorang perangkat Desa berbadan kurus dan berpakaian batik menanyakan perihal siapa yang mengadukan masalah ini ke kepolisian. Didalam surat itu tanpa dicantumkan nama terang sebagai pihak pelapor, tetapi data-data dan alamat pelapor telah dikantongi di kepolisian. Pelapor mengatas namakan PT Wahana Nusantara.
"Bagaimana bisa masalah ini ditindak lanjuti tanpa adanya pihak pelapor? Ini fitnah! Siapa yang berani mencari gara-gara seperti ini?" Ujar seorang perangkat Desa yang mengenakan batik lurik.
"Yang jelas ada yang melapor. Mustahil kami ditugaskan tanpa adanya perintah."
"Bapak lihat sendiri, disini tidak ada apa-apa seperti yang dituduhkan. Silahkan dicek kebenarannya kalau tidak percaya!" Ucap perangkat yang lain membela diri.
Seolah para perangkat Desa Rakusan sudah tahu apa yang seharusnya dikerjakan. Tanpa harus membagi tugas masing-masing, salah seorang petugas memperlakukan Mbok Nah dan Qohar dengan layak didepan para polisi. Faktanya para Polisi memang mendapati seorang nenek beserta seorang cucunya didalam sebuah ruangan tetapi tidak ditemui adanya tanda-tanda tindak kekerasan atau penyekapan. Fakta itu tidak berbanding lurus dengan apa yang dituduhkan pihak pelapor. kenyataannya mereka memang tengah makan dengan lahapnya disebuah kamar yang lebih mirip gudang.
"Perempuan tua itu beserta cucunya kami temukan tengah luntang-lantung didepan balai Desa, itulah yang membuat kami iba dan kami beri makan seadanya, lagian nenek itu telah berulang kali memalukan pihak balai Desa dengan caranya yang mondar-mandir didepan balai Desa tanpa ada perlunya, pantas saja makannya kami beri tempat digudang." bela seorang perangkat yang lain.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109