Mohon tunggu...
Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

13 Oktober 2016   07:21 Diperbarui: 13 Oktober 2016   13:37 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya pak. Saya cucunya."

"Di mana dia sekarang?"

"Di rumah, kemarin sewaktu Maknyak pulang dari balai Desa badannya langsung panas demam, Maknyak di hukum di balai desa." Ujarnya polos.

"Oohh...Ya sudah jangan bersedih!" Hiburnya kemudian. "Ayo ikut sekalian, taruh kayunya di atas bak, kita ke rumahmu!"

Ajak pak Amin dengan mengangguk-angguk.

            Di teras rumah Mbok Nah duduk selonjor diatas dipan sambil mengupasi kacang tanah. 

Tanpa berbasa-basi, begitu sampai di rumah Pak Amin dan pak Puji langsung menanyakan tanah kapling yang telah di blokir itu. Qohar masuk ke rumah hendak makan siang.

"Nenek masih sehat?"

"Alhamdulillah sehat."

"Nenek sudah tau mengenai tanah kapling yang telah kami beli kemarin sekarang telah di blokir?Tanya pak Amin sambil duduk di sebelah Mbok Nah.

"Ya tahu. Saya mohon maaf pak tidak bisa berbuat apa-apa, kata Sarmi kemarin tanah itu sudah dipalangi kayu. Sungguh saya tidak mengira kalau akhirnya ditutup seperti itu, saya sama sekali tidak mengerti dengan semua ini."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun