Mohon tunggu...
Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

13 Oktober 2016   07:21 Diperbarui: 13 Oktober 2016   13:37 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari prasangka

Penyesalan itu datang

Karena prasangka

kejernihan kalbu hilang

Oleh prasangka

Beribu dusta menghadang

Di dalam sudut-sudut ruang

Di setiap sisi kehidupan

Telah beberapa hari Mbok Nah tidak mengunjungi sawahnya lantaran keadaan dirinya belum pulih benar. Kali ini sebelum ia kembali ke sawah ia ingin memastikan jika dirinya sudah benar-benar sembuh. Tidak ingin sawahnya telantar dan mengering begitu saja, Mbok Nah menyuruh Qohar agar ke sawah mengambil jatah pengairan.

"Qohar ! kamu nanti ke sawah mengambil jatah pengairan, kalau ada yang melarang bilang saja sudah berhari-hari belum dapat jatah. Jangan sampai tidak dapat soalnya mungkin sekarang sawahnya sudah kering." Perintah Mbok Nah sembari menasehati dengan memberikan sebuah jurus jitunya.

            Dipematang Qohar bertemu dengan ibu-ibu yang tengah menyiangi rumput disawah tetangga. Mereka berbagi cerita dan saling mengungguli satu sama lain. Suasana ramai mengisi hari-hari dipersawahan. Tak jauh dari tempat para ibu-ibu yang bercuap ria itu ada lagi sekumpulan ibu-ibu yang juga tengah mengobrol dengan sesekali diselingi tawa yang secara tidak langsung telah menjadi sumber semangat tersendiri. Tanpa terasa pekerjaan selesai lalu pulang. Begitulah orang-orang kampung dengan keluguannya dalam mewarnai kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun