Mohon tunggu...
Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

13 Oktober 2016   07:21 Diperbarui: 13 Oktober 2016   13:37 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Nyatanya mungkin.”

"Tadi ku cari-cari tidak ada." Kilahnya.

"Lha wong kenyataannya ada. Dibilangin kok ngeyel. Sudah! sana main lagi, Aku mau belajar sama Paklekmu jangan diganggu!" Suruhnya dengan nada gurauan.

Mbok Nah ke ruang tamu menemui keponakannya. Ia menyodorkan dua buah lembaran kertas dan ballpoint pada Mansur. Di perintahnya Mansur untuk menulis dan ia sendiri yang mendikte.

"Untuk apa Mbah?"

"Di gawe pepeleng蜉1!"

"Pepeleng nopo?"

"Poko'e pepeleng, ono gunane."

Jawaban itu seperti mematikan sebuah pertanyaan, dari kata-katanya yang terakhir sudah bisa ditebak seakan tak ingin di ketahui perihal maksud dan tujuan dirinya menyuruh menuliskannya meski itu oleh Mansyur sendiri. Iapun tak lagi melontarkan pertanyaan.

Mbok Nah mulai mendikte.

Manungso sing becik iku gampangan lan amrih nggampangake perkoro. Ora seneng gawe mungkar lan olo. Wong sing gawe angele perkoro iku ora bedo karo njajah sedulure dewe. Luwih tega tinimbang perilakune kewan sing buas. Manungso kang ora ono bedo karo kewan. Opo ora kepikiran? mbiyen tanah iki dijajah pirang-pirang tahun ngente'ake korban ora itungan. Wong tuo-tuo mbiyen berjuang ngelawan penjajah kanti tujuan kepingin urip merdeko lan mulyo. Saiki wes merdeko tapi malah sedulure tego jajah sedulure dewe. Urip koyo ora ono aturan. Ilingo kabeh! kowe poro perangkat deso. Ora nganti sak abad nyawamu kumantil. Kowe kabeh bakal mati mbaur karo lemah[1].                Begitu selesai Mansyur lalu pulang tanpa dihujam rasa penasaran. Ia tidak memahami maksud dan tujuan Mbok Nah mendiktekan tulisan semacam itu. Sementara siang itu meski terik matahari tepat di atas ubun-ubun, tak menyurutkan niat Mbok Nah untuk pergi ke balai desa sekedar menempelkan selembar kertas dipapan pengumuman. Perjalanan yang ditempuh dari rumah ke Bale Desa cukup jauh, berjarak sejauh enam kilo meter. Perlu waktu sekitar dua jam perjalanan pulang pergi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun