Nyunggi蜉1-nyunggi wakul蜉2-kul gelelengan.
Wakul ngglempang蜉3 segane dadi sak ratan
Wakul ngglempang segane dadi sak ratan.
Seorang anak berkepala pelontos berjalan dengan sempoyongan.
Membawa wakul dengan tidak ada keseimbangan.
Wakul tumpah nasinya berceceran di sepanjang jalan.蜉4
Udara di dalam hutan begitu dingin. Qohar memandangi langit-langit hutan yang senantiasa menghadang percikan sinar mentari. Setidaknya Qohar bisa mengingat kembali sepenuhnya kata-kata Mbok Nah beberapa hari yang lalu dan semuanya memang benar adanya.
Lepas dari kenyataan, di dalam hutan suasana siang hari tak ubahnya seperti pada malam hari, terasa mencekam apabila tanpa terdengar suara ayam-ayam hutan berkokok serta burung-burung berkicau dan jerit lirih binatang-binatang kecil lainnya. Tetapi kesan teduh, angker dan sejenisnya tak terbayang sama sekali dibenak anak-anak kecil itu. Padahal di dalam hutan berjajar pohon-pohon besar penuh daun-daun kering yang menebal dan akan terus bertambah sampai tiba masanya musim penghujan. Lambat laun dedaunan kering itu menjadi humus, membaur kedalam tanah.
Meski panas terik matahari begitu panas tidak seberkas sinar pun yang berhasil menerobos diantara lebatnya dedaunan. Dengan hembusan angin yang sepoi-sepoi menjadikannya adem sehingga mereka betah berlama-lama bermain didalamnya.
Lama-lama rasa bosan kian merasuk diantara teman-temannya, apalagi Amar yang berbadan gendut dan mempunyai kebiasaan ngorok semenjak kecil itu sudah mengajukan beberapa syarat. Pada syarat-syarat tertentu yang diajukan secara khusus ia bahkan akan memboikot permainan petak umpet apabila batas waktu yang ditentukan tidak juga dipatuhi. Ada satu hal unik dari obesitas yang mendera Amar, ketika masih kecil ia sangat kurus. Suatu hari Amar yang kurus kering itu pulang dari mengaji Alquran di musholla, karena didera rasa haus dengan serampangan ia meminum sebungkus cairan berwarna kuning di atas meja yang disangkanya teh manis. Rupanya sebungkus cairan berwarna kuning itu adalah minyak goreng seperempat liter yang diminumnya sekaligus. Ibunya biasanya memang mendapatkan bungkusan teh manis dalam plastik sehabis dari pengajian, baik itu pengajian senenan, selasanan, maupun rebonan. Aneh memang, tetapi atas karunia Tuhan pelan-pelan Amar yang kurus kering itu bobotnya bertambah dari hari ke hari.
Selesai bermain petak umpet mereka akhirnya pulang. Dalam perjalanan pulang hampir saja Doni yang sebelah matanya berwarna putih dan tidak bisa melihat itu menangkap suatu keanehan. Tiba-tiba saja banyak anak-anak ayam hutan yang melintas di depan Doni tetapi urung ditangkap karena anak-anak ayam hutan tersebut lari kedalam semak-semak berduri. Anehnya anak-anak ayam itu melintas dijalur setapak yang dilaluinya tanpa diketahui dua orang rekannya, hanya Doni yang tahu. Sungguh sesuatu hal yang ganjil, seperti menyeruak sesuatu yang berbau aura mistis tetapi Doni sengaja merahasiakannya karena dirinya ketakutan, ia bermaksud menceritakan kejadian aneh itu setelah sampai di rumah. Kali ini mereka bertiga melewati perkebunan singkong yang luas tidak seperti biasanya yang melalui jalur setapak, Qohar bersama teman-teman memotong jalan mengambil jalan pintas menuju kampung, sengaja pulang tanpa mampir ke sawah terlebih dahulu untuk menemui neneknya memohon diri.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109