Mohon tunggu...
Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

13 Oktober 2016   07:21 Diperbarui: 13 Oktober 2016   13:37 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menganga

Nanar berselimut kalut

Ku berlari

Berlindung

Menyebut Asmanya dalam sebuah mimpi.

Matahari telah merangkak naik hingga sepenggalah ketinggiannya, biasanya Qohar memohon diri untuk pulang terlebih dahulu, tapi tidak dipagi itu. Dari kejauhan terdengar suara Doni dan Amar memanggilnya di gubuk sawah tetangga. Mereka melambaikan tangan mengajaknya untuk bergabung. Qohar lalu memohon diri ikut teman-teman kehutan Jati milik Pak Haji Badawi.

       “Maknyak. Aku ke hutan !” Pinta Qohar memohon ijin berpetualang ke hutan jati.

       “Ya hati-hati.” Ucap Mbok Nah berpesan.

            Di dalam hutan jati banyak ditemui berbagai jenis pepohonan lain selain hutan jati. Di tengah-tengah dan disepanjang pinggiran hutan Jati berjajar pohon mangga liar, jengkol, dan jambu Monyet. Sayangnya Hutan itu telah lama telantar ditinggal pergi pemiliknya ke Kota. Hanya sekali dua kali dalam setahun dikunjunginya. Sementara di kanan kiri hutan jati hanya tanah kosong yang banyak ditumbuhi ilalang dan semak-semak. Terkadang orang-orang kampung ke hutan jati untuk sekedar mencari atau mencari buah Jambu dan Jengkol.

            Di dalam hutan, Qohar dan teman-teman berlari-larian, bermain petak umpet dan bersenandung Ria.

Gundul-gundul pacul-cul gembelengan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun