Mohon tunggu...
Fiksiana

Mendung Tak Selamanya

13 Oktober 2016   07:21 Diperbarui: 13 Oktober 2016   13:37 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Usai bercerita sebagian perjalanan hidupnya semasa penjajahan, Mbok Nah tak mampu membendung kesedihan. Entah kenapa tiba-tiba kedua bola matanya sembab, tak kuasa menahan air mata mengingat kegetiran masa lalu. Qohar berusaha menghiburnya, memberi kesimpulan seraya bertanya.

       “Jadi Maknyak dulu itu seorang pembunuh para tentara ? Aku jadi takut kalau melihat Maknyak..” Canda Qohar.

       “Badanku malah jadi menggigil gemetaran karena melihatmu.” Balasnya dengan mimik serius.

       “Kenapa Mak?”

       “Lha wong kamu kayak tuyul, nggak mau pake baju.” Timpal Mbok Nah.

       “Segera pakai bajumu, matahari sudah terasa semakin menyengat.” Sambungnya.

       “Ya Mak, tapi?”

       “Apa ?”

“Maknyak kok kelihatan” Canda Qohar sembari jari telunjuknya menunjuk lurus ke arah Mbok Nah.

“Kelihatan apanya?” Tanyanya dengan memperhatikan tubuhnya dari atas hingga ke bawah.

“Itu…?” kembali ujung jari telunjuknya menunjuk lurus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun