"Sudah Pak, kebetulan Lela ini saudaranya yang punya tanah." Ujarnya sambil ibu jari menunjuk lurus ke arah Bu Lela.
"Lela! Tolong kang Sarwo suruh ke sini mumpung ada pak Amin." Pintanya kepada Bu Lela.
"Kang Sarwo sudah ke sawah, kemarin Aku diberitahu, katanya sih terserah. Bagi siapa saja yang bisa menjualkan tanahnya akan diberi komisi sepuluh persen. Kang Sarwo sudah keburu akan pergi bulan depan ke Lampung pengen buka usaha di sana." Jawabnya panjang lebar.
"Yo wis, kalau begitu tinggal Bu Marni Pak." Kata Mbok Nah sambil menahan nafas.
“Kemarin Saya dari rumah bu Marni. Katanya, kebunnya di jual dengan harga biasanya, tetapi dengan syarat beberapa pohon kelapa dan durian yang berada tepat di pinggir jalan tidak ikut di jual, jadi Bu Marni boleh kapan saja mengambilnya." Sahut Bu Lela menjelaskan dengan detail.
"Gampang! Semuanya bisa diatur asal jangan ada sengketa di kemudian hari." Ujar Pak Amin lugas.
Dengan terburu Mbok Nah mohon ijin ke dapur mengambil minuman dan suguhan berupa pisang dan bubur merah putih yang kebetulan hari itu sedang merayakan hari ulang tahun Qohar lalu mempersilahkan tamu-tamu untuk mencicipinya.
Zaman Belanda
Sejarah
Kepadanya
ku berguru
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109