" Lauknya apa? "
"Pecel terong sama tempe."
"Kok tiap hari makan terong terus Mak!"
"Maunya sama ayam ?"
"Iya." Qohar mengangguk senang.
"Ya sudah, makan sama ayam saja di kebun! Sudah berapa kali Maknyak bilang, kita harus hidup sederhana. kalau perlu jangan sampai makan lauk daging ayam, kambing dan binatang darat lainnya, kecuali ikan hasil tangkapan dari laut. Kita sebagai Manusia harus ada bedanya dengan binatang agar menjadi mahluk yang dicintai Allah." Begitulah pesan Mbok Nah pada Qohar berkali- kali.
Sebuah prinsip'hidup sederhana' dipegang teguh oleh Mbok Nah atas nasehat kyai Idris, kyai kampung di desa tetangga. Kyai yang berkepribadian teguh dan bersahaja itu sangat menjunjung tinggi nama besarnya, tempat Mbok Nah selama ini berkeluh kesah tentang liku-liku dan permasalahan hidupnya.
Pernah dalam sebuah kesempatan mbok nah bertandang ke rumah kyai idris ia ingin menanyakan perihal masalah wanita yang diasumsikan sebagian masyarakat sebagai kaum lemah yang selalu dinomor duakan baik itu di dunia maupun di akhirat. Kiai Idris kala itu hanya tersenyum dan tidak memberikan saran apapun kepada Mbok Nah.
Kiai Idris hanya bercerita pada masa zaman Rasulullah tentang seorang muslimah yang tidak malu bertanya dan kritis terhadap permasalahan perempuan dan juga tentang persoalan Agama yang belum dipahaminya. Ia mewakili kaum muslimah dalam bertanya langsung kepada Rasulullah. Ia adalah Asma binti yazid bin sakan. Asma binti Yazid adalah seorang ahli pidato yang ulung, wanita pemberani yang halus perasaannya dan budi bahasanya. Asma binti Yazid datang kepada Rasulullah Saw berkenaan dengan tawanan wanita.
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh muslimah di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang Aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai pendapatku. Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengutus engkau bagi seluruh kaum pria dan wanita, kemudian kami beriman kepadamu dan membai'atmu. Namun kami sebagai kaum wanita terkurung dan terbatas langkah kami, kami hanya tinggal di rumah, kami yang mengandung dan melahirkan anak-anak mereka, kami menjadi penyangga rumah tangga kaum pria dan kami adalah tempat melampiasan syahwat mereka. Akan tetapi kaum pria diberi kelebihan dan mendapat keutamaan melebihi kami dengan sholat jum'at, mengantar jenazah dan berjihad. Manakala mereka keluar untuk berjihad kamilah yang menjaga harta mereka, mendidik anak-anak mereka, Maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dari amalan mereka?"
Mendengar pertanyaan tersebut Rasulullah Saw menoleh kepada para sahabat dan bersabda kepada para sahabatnya, " Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?" Para sahabat menjawab. " Benar. Kami belum pernah mendengarnya ya rosululloh!" Kemudian Rosululloh bersabda : Kembalilah Wahai Asma dan beritahukanlah kepada para wanita yang berada di belakangmu bahwa perlakuan baik salah seorang dari mereka kepada suaminya dan meminta keridhaan suaminya itu semua setimpal dengan seluruh amal yang kamu sebutkan. Pahalanya sebanding dengan pahala yang didapat kaum pria yang engkau sebutkan itu."
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109