“Maksudnya berani bersikap kritis pada pemerintah desa rakusan. Apa simbah tidak merasa takut kala berhadapan dengannya?”
“Apa yang ditakutkan? Wong mereka juga manusia.”
“Simbah sempat di tahan di sebuah kamar kosong. Apa itu benar?”
“Oh ya barangkali rekan-rekan ada yang mau bertanya. Silahkan!” Ujarnya memberi kesempatan bertanya sembari mengacungkan jari telunjuknya ke atas lalu memberikan kesempatan kepada salah seorang wartawan.
“Saya ingin menanyakan dua persoalan.” Sahut salah seorang wartawati melontarkan pertanyaan.
“Pertama. Adakah dalang dibalik peristiwa balai desa waktu itu? kedua. Jika ada, siapa dalangnya?”
“Peristiwa itu tidak ada yang mendalangi. Semua itu karena saya ingin melawan ketidak adilan.” Jawabnya dengan menggelengkan kepalanya.
“Kapan persisnya peristiwa itu terjadi?”
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109