Ini bukan inovasi biasa, Tim Dosen Universitas Lampung Mengubah Puntung Rokok Menjadi Pestisida Organik yang bermanfaat
Satu lagi tim dosen penelitian dan pengabdian  Univesitas Lampung telah melakukan inovasi yang tidak biasa, yakni mengolah puntung rokok menjadi biopestisida atau pestisida organik.  Â
Produk yang diberi sebutan biopestisida ini terbuat dari puntung rokok. Tim dosen yang diketuai oleh Aspita laila dan ketiga reaknnya yakni Syaiful Bahri, Yuli Ambarwati dan Teguh Endaryanto berhasil melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Pekon Sumberrejo Kecamatan Sumberrejo, Â Kabupaten Tanggamus.
Daerah ini dipilih karena mayoritas penduduk Sumberrejo mempunyai mata pencaharian sebagai petani khususnya petani sayur mayur atau disebut hortikultura.Â
Permasalahan hama yang sering menyerang tanaman hortikultura selalu terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Sehingga tim dosen pengabdian masyarakat dari Jurusan Kimia, dan Pertanian Universitas Lampung mengambil tema pengabdian berjudul Edukasi Pengolahan Puntung Rokok Menjadi Biopestisida di Pekon Sumberrejo Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Tanggamus. Â Â
Pelatihan yang dilakukan pada kegiatan pengabdian berkaitan tentang pengelolaan puntung rokok dimulai dari penyuluhan tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan materi tentang konsep 3R untuk mengunggah kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah secara mandiri melalui teknik pemilahan sampah organic dan non organic, selanjutnya sampah organic khususnya puntung rokok dioleh menjadi psestisida organik. Â
Pengolahan dilakukan dengan dua cara, yakni metode ekstraksi menggunakan air panas, semua puntung rokok direndam dalam air panas hingga berwarna kecoklatan yang menendakan senyawa aktif telah keluar dari dalam batang puntung rokok, proses inimemerlukan waktu sekitar 2 jam dari awal perendaman hingga diperoleh ekstrak. Â
Hasil ekstraksi selanjutnya disaring dan dimasukkan ke dalam botol, setelah dingin maka larutan ini siap digunakan sebagai pestisida organik pada tanaman sayuran. Â
Metode ke dua yakni ekstraksi menggunakan air biasa dalam arti air suhu ruang hingga diperoleh ekstrak berwarna kecoklatan, pada cara ini dibutuhkan waktu sekitar 5-7 hari. Â Setelah proses ekstraksi selesai maka larutan disaring dan dimasukkan ke dalam botol. Â Setelah itu laurtan yang disebut sebagai biopestisida dapat diaplikasikan di kapangan. Â Â
Kegiatan dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat, mengenai proses kerja pestisida organik yang dihasilkan dari puntung rokok. Diharapkan melalui kegiatan tersebut menimbulkan efek positif kepada penduduk Pekon Sumberrejo dan dapat meningkatkan motivasi kewirausahaan dan penghasilan mereka.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat sebesar 71%. Meskipun masih ada beberapa hasil yang belum sesuai dengan yang diharapkan tetapi kegiatan positif ini mampu menambah pengetahuan masyarakat dan berhasil memberikan inovasi baru di dalam sektor pengolahan limbah rokok yang selama ini sanagat jarang atau bahkan tidak dioleh oleh masyarakat, sehingga dapat menjadi salah satu solusi mengatasi hama penyakit pada tanaman sayuran.
Dibutuhkan peningkatan kesadaran masyarakat tentang prospek pengembangan produk biopestisida ini. Â Bahan yang begitu melimpah dan tersedia di berbagai tempat akan mampu mengatasi hama penyakit tanaman dan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di Pekon Sumberrejo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H