Mengelola dampak digitalisasi terhadap pengangguran membutuhkan pendekatan yang strategis dan inklusif. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Reformasi Sistem Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi era digital. Kurikulum pendidikan perlu diperbarui untuk mencakup keterampilan abad ke-21, seperti pemrograman, analitik data, dan pemecahan masalah kompleks. Selain itu, program pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) bagi pekerja yang terdampak digitalisasi harus diperluas.
2. Dukungan bagi Wirausaha Digital
Digitalisasi membuka peluang besar untuk menciptakan wirausaha baru di sektor ekonomi digital. Pemerintah dapat memberikan dukungan berupa akses modal, pelatihan bisnis, dan insentif pajak bagi para pelaku usaha digital. Langkah ini tidak hanya mengurangi pengangguran, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi.
3. Peningkatan Infrastruktur Digital
Pembangunan infrastruktur digital yang merata, terutama di wilayah pedesaan, sangat penting untuk memastikan inklusi ekonomi. Akses internet yang cepat dan terjangkau akan membuka peluang bagi masyarakat di daerah terpencil untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital.
4. Kebijakan Perlindungan Sosial yang Adaptif
Model kerja berbasis gig economy membutuhkan kebijakan perlindungan sosial yang adaptif, seperti jaminan kesehatan, pensiun, dan asuransi pengangguran. Dengan perlindungan yang memadai, pekerja dapat menghadapi ketidakpastian di pasar tenaga kerja digital dengan lebih baik.
5. Kolaborasi Antara Pemerintah, Industri, dan Akademisi
Kolaborasi antara pemerintah, sektor industri, dan institusi pendidikan tinggi sangat penting untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan tenaga kerja. Kemitraan ini dapat mencakup program magang, penelitian bersama, dan pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan industri.