Era digital telah mengubah cara manusia mengakses dan mengelola informasi. Dengan hanya beberapa ketukan jari, berbagai berita, data, dan hiburan dari seluruh dunia dapat diakses dalam sekejap. Meski tampak sebagai kemajuan besar, arus informasi yang begitu melimpah membawa sisi gelap yang sering diabaikan, yakni dampaknya terhadap kesehatan mental. Informasi yang berlebihan bukan hanya mengubah cara berpikir, tetapi juga menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan.
Tekanan dari Informasi Tanpa Henti
Digitalisasi menciptakan kondisi di mana kita terus-menerus dihujani informasi, baik yang relevan maupun yang tidak. Media sosial, berita online, notifikasi aplikasi, dan email kerja menciptakan lingkungan yang tidak pernah benar-benar sunyi. Ini memaksa otak untuk terus aktif, tanpa kesempatan untuk beristirahat.
Ketika otak dipaksa untuk memproses informasi secara berlebihan, muncul fenomena yang dikenal sebagai "informasi overload." Ini bukan sekadar kelelahan mental, tetapi kondisi di mana otak menjadi terlalu jenuh untuk memproses dan memahami informasi dengan baik. Akibatnya, kita merasa cemas, kewalahan, dan sulit mengambil keputusan.
Kecemasan Berita dan Media Sosial
Salah satu dampak nyata dari overload informasi adalah peningkatan kecemasan yang dipicu oleh berita. Di era digital, berita tidak hanya lebih cepat tersebar, tetapi juga lebih sensasional untuk menarik perhatian. Headline yang mengkhawatirkan, seperti bencana alam, krisis politik, atau pandemi, terus bermunculan, menciptakan efek kecemasan kolektif.
Di sisi lain, media sosial menambahkan lapisan tekanan sosial. Konten yang menampilkan kesuksesan, gaya hidup mewah, atau standar kecantikan yang tidak realistis sering kali membuat pengguna merasa kurang berharga atau tidak puas dengan hidup mereka sendiri. Fenomena ini dikenal sebagai "social comparison," di mana seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain secara berlebihan, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kepercayaan diri dan kesehatan mental.
Gangguan Fokus dan Produktivitas
Informasi yang berlebihan juga mengganggu kemampuan fokus. Dalam dunia yang penuh dengan notifikasi, manusia semakin sulit berkonsentrasi pada satu tugas. Fenomena ini dikenal sebagai "attention residue," di mana perhatian seseorang terus berpindah dari satu informasi ke informasi lain, tanpa benar-benar menyelesaikan apa yang sedang dikerjakan.
Ketika otak terus-menerus dialihkan, produktivitas menurun, dan stres meningkat. Pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu singkat menjadi lebih lama karena gangguan yang terus datang. Dalam jangka panjang, ini menciptakan rasa frustrasi yang dapat memicu burnout, atau kelelahan fisik dan mental akibat tekanan kerja yang berkepanjangan.
Efek FOMO dan Ketergantungan Digital
Digitalisasi juga memperburuk apa yang dikenal sebagai fear of missing out (FOMO), atau ketakutan akan ketinggalan informasi atau momen penting. FOMO membuat seseorang merasa perlu terus-menerus terhubung dengan media sosial atau aplikasi berita, sehingga menciptakan siklus kecemasan yang tidak berkesudahan.
Ketergantungan ini tidak hanya merusak kesehatan mental, tetapi juga mengganggu hubungan sosial dan kualitas tidur. Banyak orang yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, bahkan hingga larut malam, yang pada akhirnya merusak pola tidur mereka. Kurang tidur ini, pada gilirannya, memperburuk stres dan meningkatkan risiko depresi.
Solusi untuk Mengelola Informasi dengan Bijak
Meski tantangan overload informasi terasa berat, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampaknya pada kesehatan mental:
- Membatasi Konsumsi Informasi
Penting untuk menyaring informasi yang diterima setiap hari. Pilih sumber informasi yang terpercaya dan relevan dengan kebutuhan Anda, serta hindari mengakses berita atau media sosial secara berlebihan. - Menerapkan Jadwal Digital Detox
Luangkan waktu tertentu setiap hari untuk menjauh dari perangkat digital. Misalnya, tetapkan waktu bebas layar sebelum tidur atau selama akhir pekan untuk memberikan otak kesempatan beristirahat. - Berlatih Mindfulness
Teknik mindfulness, seperti meditasi atau pernapasan dalam, dapat membantu mengurangi kecemasan yang dipicu oleh overload informasi. Ini juga meningkatkan kemampuan untuk fokus pada momen saat ini. - Menciptakan Ruang Kerja Bebas Gangguan
Kurangi notifikasi di perangkat Anda dan ciptakan lingkungan kerja yang mendukung konsentrasi. Dengan mengurangi gangguan, Anda dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi stres. - Mengutamakan Keseimbangan Hidup
Seimbangkan waktu yang dihabiskan di dunia digital dengan aktivitas offline, seperti olahraga, membaca buku, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman. Aktivitas ini tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga memperbaiki kondisi mental.
Tanggung Jawab Kolektif
Selain individu, tanggung jawab untuk mengatasi dampak overload informasi juga ada pada pihak lain, seperti perusahaan teknologi dan pemerintah. Platform digital perlu didesain dengan lebih bijak, misalnya dengan memberikan opsi untuk mengelola notifikasi atau membatasi waktu penggunaan aplikasi.
Pemerintah dan lembaga pendidikan juga perlu berperan dalam meningkatkan literasi digital masyarakat. Edukasi tentang cara mengelola informasi, mengenali berita palsu, dan memahami dampak psikologis dari teknologi digital harus menjadi bagian penting dari kurikulum pendidikan.
Membangun Hubungan Sehat dengan Teknologi
Teknologi digital adalah alat yang dirancang untuk mempermudah hidup manusia, bukan sebaliknya. Namun, tanpa pengelolaan yang tepat, alat ini dapat berubah menjadi sumber tekanan yang merusak kesehatan mental. Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk membangun hubungan yang sehat dengan teknologi, memahami batasannya, dan mengutamakan keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata.
Hanya dengan pendekatan yang bijaksana, kita dapat menikmati manfaat dari digitalisasi tanpa harus mengorbankan kesehatan mental kita. Di tengah derasnya arus informasi, mungkin bijaksana untuk sesekali melangkah mundur, menghela napas, dan menyadari bahwa tidak semua informasi harus kita konsumsi. Pilihan ada di tangan kita untuk menjaga keseimbangan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H