Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Kritik Terhadap Digitalisasi dan Dampaknya

12 Januari 2025   10:02 Diperbarui: 12 Januari 2025   10:02 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di luar dampak ekonomi, digitalisasi juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan sosial dan budaya. Interaksi manusia kini semakin banyak dilakukan melalui platform digital, seperti media sosial. Meskipun hal ini mempermudah komunikasi, ada risiko terhadap kualitas hubungan sosial.

Ketergantungan pada media sosial sering kali menciptakan ilusi kedekatan, sementara hubungan antarindividu menjadi semakin dangkal. Fenomena ini juga diperparah oleh munculnya masalah kesehatan mental, seperti kecemasan sosial dan depresi, yang sering kali dipicu oleh tekanan untuk tampil sempurna di dunia maya.

Selain itu, digitalisasi juga berpotensi menggerus nilai-nilai budaya lokal. Gelombang informasi global yang masif sering kali mendominasi konten digital, sehingga budaya lokal tersisihkan. Jika tidak ada upaya untuk melestarikan budaya melalui teknologi digital, maka generasi mendatang mungkin akan kehilangan identitas budaya mereka.

Menemukan Keseimbangan: Regulasi dan Edukasi sebagai Solusi

Untuk memastikan bahwa digitalisasi memberikan manfaat maksimal tanpa menimbulkan dampak negatif yang berlebihan, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Regulasi yang tepat dari pemerintah sangat penting untuk mengatur penggunaan teknologi digital.

Misalnya, pemerintah dapat mendorong program inklusi digital untuk memastikan bahwa masyarakat di daerah terpencil mendapatkan akses yang setara terhadap teknologi. Selain itu, regulasi yang mendukung pelatihan ulang tenaga kerja (re-skilling) juga perlu diterapkan untuk membantu pekerja beradaptasi dengan perubahan di dunia kerja.

Edukasi juga memegang peran kunci dalam menghadapi tantangan digitalisasi. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan teknologi secara bijak. Pendidikan tentang literasi digital harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Di sisi lain, perusahaan teknologi juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa produk dan layanan mereka tidak hanya berfokus pada keuntungan semata, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan. Kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat sipil sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Digitalisasi, Pedang Bermata Dua

Digitalisasi adalah fenomena yang tidak dapat dihindari dalam era modern ini. Ia membawa berbagai peluang besar yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Namun, di sisi lain, digitalisasi juga menyimpan berbagai risiko yang dapat mengancam stabilitas sosial dan ekonomi jika tidak dikelola dengan baik.

Sebagai pedang bermata dua, digitalisasi membutuhkan pendekatan yang bijak dan seimbang. Regulasi yang tepat, edukasi yang memadai, serta kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampak negatif dari digitalisasi. Dengan langkah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa teknologi digital benar-benar menjadi solusi, bukan ancaman, bagi masa depan kita bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun