NTT telah lama dikenal sebagai penghasil sorgum. Dengan bantuan sektor ekonomi kreatif, sorgum kini diolah menjadi produk seperti mi, biskuit, dan sereal, yang tidak hanya meningkatkan nilai jual tetapi juga memperluas pilihan pangan masyarakat.
Tantangan dan Solusi dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif untuk Pangan Lokal
Tantangan:
- Rendahnya Kesadaran Konsumen: Banyak konsumen masih menganggap produk impor lebih berkualitas daripada produk lokal.
- Keterbatasan Infrastruktur: Banyak daerah yang belum memiliki fasilitas pengolahan pangan yang memadai untuk mendukung inovasi.
- Kurangnya Kolaborasi Antarsektor: Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas sering kali belum optimal.
Solusi:
- Edukasi dan Kampanye Kesadaran: Kampanye nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pangan lokal perlu terus digalakkan.
- Investasi Infrastruktur: Pemerintah dan swasta perlu bekerja sama untuk menyediakan fasilitas pengolahan dan distribusi yang memadai di daerah.
- Penguatan Kolaborasi: Membangun ekosistem yang melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, pelaku usaha, dan komunitas, untuk mendukung inovasi pangan lokal.
Ekonomi kreatif memberikan peluang besar dalam memperkuat pangan lokal dan mencapai swasembada pangan. Dengan inovasi yang berakar pada budaya, teknologi, dan kolaborasi, produk pangan lokal tidak hanya mampu bersaing di pasar domestik tetapi juga memiliki potensi besar untuk memasuki pasar global.
Pengalaman dari berbagai daerah menunjukkan bahwa sinergi antara ekonomi kreatif dan sektor pangan lokal mampu menciptakan keberlanjutan ekonomi, memperkuat identitas budaya, dan meningkatkan kemandirian pangan. Langkah ini bukan hanya menjadi solusi praktis untuk tantangan pangan, tetapi juga strategi jangka panjang untuk membangun kedaulatan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H