Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Swasembada Pertanian dan Pangan (76) : Keterbatasan Lahan dan Ketahanan Pangan Perkotaan.

26 Desember 2024   11:34 Diperbarui: 26 Desember 2024   11:34 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Tantangan dan Strategi Implementasi

  1. Kurangnya Pengetahuan
    Banyak masyarakat yang belum memahami teknik pertanian di lahan terbatas. Oleh karena itu, program edukasi dan pelatihan yang melibatkan LSM, universitas, dan pemerintah sangat diperlukan untuk meningkatkan literasi masyarakat.
  2. Biaya Awal
    Investasi awal untuk peralatan seperti sistem hidroponik atau akuaponik masih menjadi kendala bagi banyak orang. Solusinya adalah dengan menyediakan subsidi, skema kredit mikro, atau kemitraan dengan sektor swasta.
  3. Regulasi dan Kebijakan
    Pemerintah perlu mendukung pertanian di lahan terbatas melalui regulasi yang mendukung, seperti insentif fiskal, zonasi khusus, atau penyediaan lahan publik untuk pertanian perkotaan.

Potensi Masa Depan

Pertanian di lahan terbatas memiliki potensi besar untuk menjadi bagian integral dari strategi ketahanan pangan nasional. Dengan kemajuan teknologi, biaya produksi akan semakin terjangkau, memungkinkan adopsi yang lebih luas. Selain itu, integrasi dengan platform digital seperti e-commerce dapat membantu memasarkan produk langsung dari petani ke konsumen, menciptakan rantai pasok yang lebih efisien.

Sebagai pelajaran, negara-negara maju seperti Jepang dan Belanda telah menunjukkan bagaimana teknologi pertanian modern dapat mengatasi keterbatasan lahan. Dengan adopsi teknologi serupa, Indonesia dapat memperkuat ketahanan pangannya sekaligus menciptakan kota yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Pertanian di lahan terbatas adalah jawaban atas tantangan ketahanan pangan di perkotaan. Dengan memanfaatkan teknologi seperti pertanian vertikal, hidroponik, dan akuaponik, masyarakat perkotaan dapat menghasilkan pangan segar, mendukung keberlanjutan lingkungan, dan meningkatkan kemandirian ekonomi. Namun, keberhasilan implementasi membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat itu sendiri.

Melalui kolaborasi yang erat, pertanian di lahan terbatas tidak hanya menjadi solusi pragmatis, tetapi juga menjadi simbol inovasi dan keberlanjutan di tengah dinamika urbanisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun